Cinangka (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda tidak terlihat dari Pos Pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten karena tertutup oleh kabut.
"Visual GAK sudah beberapa hari ini tidak dapat terpantau dari pos, karenanya kami tidak bisa melihat ketinggian asap yang keluar dari perut GAK," kata Kepala Pos Pemantau GAK, Anton Tripambudi, Sabtu.
Sementara itu Gempa vulkanik GAK terus mengalami kenaikan setelah sebelumnya selama tiga hari terjadi penurunan yang cukup drastis, namun demikian Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih melarang warga maupun turis mendakat kelokasi sampai radius dua kilometer.
"Data yang terekam Seismograf di Pos Pemantau GAK pada Rabu tanggal 14 Oktober 2011 tercatat 5 718 kali, atau mengalami penurunan dari hari sebelumnya," kata Anton menjelaskan.
Dia mengatakan, untuk statusnya masih pada level III atau Siaga. " Pada kegempaan GAK gempa vulkanik yang terjadi masih terus tejadi, dengan jumlah kegempaan fluktuatif," ujarnya.
Menurut Anton, untuk kegempaan yang terjadi pada hari kemarin atau 14 Oktober 2011, warga diminta untuk tidak resah dan panik atas apa yang terjadi dengan kondisi GAK.
"Kami menginformasikan kepada warga atau siapapun untuk tidak panik, apalagi sampai gelisah, karena posisi kita aman sepanjang rekomendasi yang kami buat tidak dilanggar," katanya.
Salah seorang warga Anyer, Kabupaten Serang, mengaku tidak terpengaruh dengan kondisi GAK yang terjadi saat ini. "Kalau saya pribadi tidak masalah. Saya tetap melakukan aktivitas seperti biasanya," kata Kusandi.
Dia mengatakan, kondisi kegempaan GAK yang saat ini ada pada level III, belum membawa dampak yang dirasakan. "Mudah-mudahan dengan status GAK ini tidak menganggu pengahasilan warga yang ada di pesisir Pantai Anyer," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011