"Kita imbau sebaiknya mereka tidak memelihara ayam lagi. Dipotong saja!" tambah Sutiyoso.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mengatakan dirinya kemungkinan akan mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang melarang warganya untuk beternak atau memelihara hewan unggas di wilayah Jakarta guna mencegah peningkatan kasus flu burung."Saya lihat. Kalau itu memang diperlukan, akan saya lakukan," kata Sutiyoso, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu, sebelum melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.Gubernur DKI itu ditanyai wartawan apakah dirinya akan membuat perda untuk melarang warga Jakarta memelihara hewan unggas.Menurut Sutiyoso , pengusaha hewan ternak unggas di Jakarta relatif merupakan peternak unggas dalam jumlah kecil sehingga tidak perlu melakukan peternakan di wilayah Jakarta. Imbauan yang sama ia tujukan kepada mereka yang memelihara hewan unggas. "Hanya dua-tiga, ini justru yang bahaya. Punya ayam satu-dua itu kan berkeliaran ke mana-mana," kata Sutiyoso. "Kita imbau sebaiknya mereka tidak memelihara ayam lagi. Dipotong saja!" tambahnya. Sementara itu, Sutiyoso menyatakan pemerintahan daerah yang dipimpinnya siap membantu program depopulasi (pemusnahan) unggas di wilayah DKI Jakarta. "Kita siap, karena kita juga punya dana tidak tersangka, juga punya dana cadangan yang sangat cukup. Yang penting bagi saya flu burung bisa kita atasi, rakyat tidak dirugikan," katanya. Pemerintah pada Selasa (14/2) mengumumkan akan melakukan depopulasi di lima propinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Lampung, dan Jawa Tengah. Presiden Yudhoyono pada Rabu melakukan pertemuan dengan para gubernur enam propinsi di kantor kepresidenan untuk membahas penanganan flu burung, termasuk rencana depopulasi. Mereka datang dari Lampung, Banten, Jabar, Jateng , Sulsel , serta DKI Jakarta. Pemusnahan tersebut akan dilakukan terhadap unggas-unggas dalam radius satu kilometer dari titik wilayah yang terkena flu burung. Selain itu, terhadap unggas di radius tiga kilometer dari titik tersebut akan dilakukan vaksinasi. Sementara itu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di halaman Kantor Kepresidenan, Rabu, mengatakan kemungkinan penularan flu burung dari manusia-ke-manusia semakin dekat sehubungan dengan semakin banyaknya `cluster` (lingkungan dekat tempat orang terjangkit flu burung). "Semakin banyak `cluster`, kemungkinan untuk menjadi `human-to-human` semakin dekat," katanya. Namun Siti menepis kekhawatiran bahwa penyebaran flu burung sudah sampai taraf sangat mengkhawatirkan. "Bukan mengkhawatirkan, tapi memprihatinkan," tukasnya. Menkes mengatakan, kemungkinan terjadinya perubahan gen virus flu burung akan semakin besar dengan semakin banyaknya `cluster`. Saat ini, ujarnya, di Indonesia sudah ditemukan enam `cluster`, yang tercatat paling banyak di dunia. "Tapi kalau dari segi jumlah (penderita), kita nomor tiga," katanya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006