Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ny. Linda Amalia Sari Gumelar, mengatakan bahwa kanker, termasuk kanker payudara, bisa dihindari dengan berbagai upaya yang salah satunya adalah berhenti merokok.

"Merokok bisa menjadi faktor risiko terbesar penyebab kanker, salah satunya kanker payudara," kata pendiri Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta saat melakukan kampanye deteksi dini kanker payudara di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Sabtu.

Linda menambahkan, selain rokok, maka para perempuan harus mengurangi kadar lemak dalam makanan.

"Selain itu perbanyak makanan berserat seperti gandum, beras, sayuran dan buah-buahan," katanya.

Dia juga menyarankan untuk mengurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar dan diawetkan dengan nitrit karena bisa meningkatkan risiko kanker.

"Selain itu, pilih makanan yang banyak mengandung vitamin A dan C, seperti jeruk, pisang, mangga, pepaya, tomat dan buah-buahan lainnya serta wortel juga brokoli, termasuk sayuran golongan kubis," katanya.

Dia juga menyarankan untuk menghindari minuman beralkohol dan melakukan pemeriksaan dini secara teratur.

"Disamping itu, pola hidup harus seimbang, makanan bergizi, waktu istirahat yang cukup dan lain sebagainya," katanya.

Sebagai mantan penderita kanker payudara yang berhasil sembuh dan selamat, maka dia mengingatkan bahwa deteksi dini merupakan upaya primer untuk melawan kanker payudara dan meningkatkan harapan hidup.

"Sebenarnya perempuan tidak perlu takut bila diiagnosis kanker payudara oleh dokter," kata Linda.

Pasalnya tingkat harapan hidup akan tinggi selama kanker payudara terdeteksi dini.

Oleh karena itu, Linda mengajak semua perempuan di Indonesia untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

Kampanye dari Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta lakukan tersebut merupakan bagian dari memperingati bulan kanker payudara sedunia.

"Melalui kampanye ini kami ingin mengajak masyarakat untuk mengenali dan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau Sadari," kata Linda Gumelar.
(T.W004/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011