Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina menghentikan pasokan avtur untuk PT Merpati Nusantara Airlines, khususnya di Bandara Juanda dan Hasanuddin, Ujung Pandang, Sulawesi Selatan, sejak pukul 00.00 WIB,  Sabtu.

"Akibatnya layanan operasi kami dari dan ke Bandara Juanda Surabaya dan Hasanuddin, Ujung Pandang, terhenti sampai dengan waktu yang belum ditentukan," kata Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Capt Sardjono Jhony, kepada pers, di Jakarta.

Penghentian secara terbatas tersebut, kata Jhony, karena Merpati belum bisa menyelesaikan kewajiban pembayaran avtur kepada Pertamina secara penuh.

"Sesuai peringatan surat Pertamina nomor 225/F10300/2011-S3 tanggal 14 Oktober, bahwa saldo utang avtur kami periode 27 Agustus 2011 hingga 13 Oktober 2011 sebesar Rp2,7 miliar dan 95,6 ribu dolar AS," katanya.

Dia mengakui bahwa hal itu terjadi karena secara finansial memang dalam kondisi sulit sejak beberapa tahun terakhir dan saat ini sedang menunggu turunnya bantuan keuangan dari pemerintah.

Namun, ia mengemukakan, terhadap utang tersebut sebenarnya sudah dicapai kesepakatan penyelesaian pada rapat 12 Februari 2011 antara Pertamina, Perusahaan Penjaminan Aset (PPA) dan Merpati yang dipimpin Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Menneg BUMN) Mustafa Abubakar.

Hal itu, katanya, termasuk juga hasil rapat pada 18 Agustus 2011 yang menyatakan bahwa terhadap utang Merpati akumulatif senilai Rp270 miliar dan kewajiban avtur, akan diprioritaskan pembayarannya ketika penyertaan modal pemerintah senilai Rp561 miliar, cair.

"Artinya, secara institusi kewajiban kepada Pertamina dijamin," katanya.

Keputusan PMN senilai Rp561 miliar itu sendiri sudah diputuskan oleh pemerintah dalam APBN Perubahan 2011. "Jadi, tinggal menunggu pencairan," katanya.

Dia menyebut, penghentian sementara tersebut boleh jadi meluas kepada rute dan pelayanan Merpati di luar dua hub utama itu (Surabaya dan Makassar).

"Untuk sementara hingga Senin (17 Oktober), ada sekitar 43 layanan penerbangan terkait dari dan ke Bandara Juanda dan Hasanuddin, yang terganggu," katanya.

Untuk itu, tegasnya, pihaknya menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pelanggan Merpati, baik yang telah melakukan booking maupun sedang terbang bersama BUMN Penerbangan itu.

"Saat ini ada 35 orang penumpang sedang diinapkan di hotel di Makassar dan 95 orang sedang di Bandara Hassanudin, Makassar, sedang diupayakan untuk diterbangkan dengan maskapai lainnya," katanya.

Layanan Bandara Juanda dan Hasanuddin bagi Merpati, katanya, berkontribusi sekitar 80 persen penerbangan Merpati.

"Kerugian akibat peristiwa ini per hari jika berlanjut bagi Merpati sekitar Rp2-2,5 miliar per hari," katanya.

Merpati hingga saat ini mengoperasikan, enam pesawat Boeing 737-300 dan 400, dua Fokker 100 dan 12 MA 60.

"Yang terkena dampak penghentian operasi ini baru empat pesawat Boeing 737 series," katanya.

Terkait dengan penanganan dan laporan atas peristiwa ini, kepada konsumen Merpati bisa menghubungi pusat krisis Merpati pada nomor telepon 021-6548888 pesawat 7320, 7340 dan 7310.
(T.E008/R010)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011