New York (ANTARA News)- Polisi Amerika Serikat menahan sekitar 50 pemrotes anti-Wall Street di seluruh negara itu, Jumat, tetapi New York menunda rencana-rencana untuk membongkar kamp tanpa izin di Distrik Keuangan itu.
Sebagian besar penahanan itu dilakukan di AS barat tempat protes-protes menyebar dari New York.
Di Denver, 23 orang ditahan, kata Sersan Mike Baker dari Patroli Negara Bagian Colorado kepada AFP, setelah 135 personil polisi dikerahkan Jumat pagi untuk membongkar kamp para pemerotes di depan gedung Capitol negara bagian itu.
Stasiun televisi Fox News melaporkan adanya bentrokan sebentar, tetapi tidak ada yang cedera.
Sepuluh orang lainnya ditahan di Seattle, dan Washington serta seorang lainnya di San Diego, Kalofornia,kata polisi di sana.
Di New York,terjadi konfrontasi yang tegang antara kamp protes terbesar dan polisi yang berhenti ketika rencana untuk membersihkan secara paksa taman itu ditangguhkan.
Ratusan pemrotes berkemah di taman itu selama empat minggu dan perintah polisi untuk mengosongkan dianggap sebagai satu satu tipu muslihat untuk mengusir mereka.
Pada saat terakhir, para pemilik plaza Zuccotti Park mengatakan mereka menunda pembersihan itu dan para pemerotes dapat berada di lokasi itu sekarang.
Satu rencana untuk bergerak ke Wall Street berakhir dengan bentrokan dan 14 pengunjuk rasa ditahan ketika mereka mengabaikan instruksi-instruksi polisi untuk tetap berada di trotoar agar tidak menghambat lalu lintas, kata Departemen Kepolisian New York.
Sejumlah pengunjuk rasa disuruh polisi ke trotoar termasuk seorang yang agaknya dipukul polisi.
Brookfield Properties, pemilik lokasi itu," yakin merekdapat mengatur satu kesepakatan dengan para pemrotes yang akan menjamin taman itu tetap bersih, aman dan dapat digunakan publik," kata Wakil wali kota Cas Holloway.
Para pemrotes bersuka cita dengan meneriakkan, "Rakyat yang bersatu tidak akan pernah dikalahkan!"
"Ini adalah kemenangan besar kita," kata Senia Barragan, juru bicara para demonstran, menjelaskan bahwa gerakan itu telah dibantu oleh banyak anggota yang datang mendukung mereka.
Kelompok itu kembali berikrar untuk tetap berada di lokasi itu.
"Saya siap ditahan," kata Zach Loeb, seorang pustakawan paruh waktu berusia 27 tahun, yang membantu membangun satu perpustakaan di taman itu.
Satu kelompok kecil pemrotes mulai berkemah di Zuccotti Park pada 17 September, mengajarkan satu pesan anti-kapitalis akibat tingginya tingkat pengangguran di AS dan perjuangan untuk bangkit dari resesi yang buruk.
Kelompok protes serupa menyebar di kota-kota besar lainnya AS, dan mantan waki presiden Al Gore Kamis menjadi tokoh paling tinggi terakhir menyatakan dukungannya pada gerakan itu.
Tidak kurang 600 pemrotes berkemah pada malam hari di taman New York itu dan kini ada tanda-tanda permanen, seperti terlihat adanya kios-kios pangan,satu tempat pengobatan dan bagian informasi.
Tetapi para pemrotes tidak memiliki fasilitas-fasilitas toilet dan mereka mengandalkan pada restoran-restoran. Karena jumlah mereka semakin bertambah, ada laporan-laporan keluhan dari penduduk sekitar lokasi tentang orang yang buang air kecil di jalan-jalan.
Bulan lalu, lebih dari 700 pemrotes ditahan karena menghambat lalu lintas pada akhir pekan di Jembatan Brooklyn, New York.
Di Boston, sekitar 700 polisi melakukan tindakan keras terbesar sejauh ini terhadap gerakan itu Selasa pagi, datang ke taman-taman untuk menangkap lebih dari 100 pemrotes karena berkumpul tanpa izin.
Satu jajak pendapat di majalah Time menunjukkan 54 persen warga AS mendukung atau sangat mendukung pada pemrotes, sementara 23 persen kecewa dan sisanya 24 persen dari mereka yang disurvai tidak memberikan pendapat mereka.
(ANT)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011