Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan terus mengawal Indonesia mampu mewujudkan Program Poros Maritim Dunia dengan mempersiapkan sumber daya manusia bidang transportasi laut di Balai Besar Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) Jakarta.
"Sejak awal pemerintahan dengan program Nawa Cita telah menggagas penguatan jati diri Indonesia sebagai negara maritim. Presiden Joko Widodo juga memiliki visi untuk mengembalikan kejayaan maritim Indonesia yang dapat dicapai dengan melakukan pembangunan sektor maritim," kata Direktur BP3IP Jakarta, Ahmad dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Saat pelantikan perwira transportasi pelayaran ke-59 di Jakarta, Ahmad menekankan pentingnya sumber daya manusia yang kompeten dan unggul untuk mewujudkan transportasi yang terkoneksi, andal, selamat, aman dan nyaman serta mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Ia juga menambahkan bahwa di awal tahun 2022 ini, pemerintah menetapkan misi Indonesia menjadikan poros maritim dunia dilanjutkan dengan ditetapkannya Peraturan Presiden (Perpres) No. 34 Tahun 2022 tentang Rencana Aksi Kebijakan Kelautan Indonesia Tahun 2021-2025. Aturan ini melanjutkan dari Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia.
Dalam rangka membangkitkan dunia maritim Indonesia, diperlukan peningkatan industrialisasi, penyiapan sumber daya manusia yang unggul, sarana prasarana yang berbasis teknologi, serta dukungan tata laksana yang baik dan regulasi serta iklim investasi yang kondusif.
BP3IP adalah salah satu lembaga diklat kepelautan milik pemerintah yang bergerak dalam pelayanan jasa pendidikan pelaut sebagaimana yang tertuang dalam tugas dan fungsi BP3IP berdasarkan KM 58 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja BP3IP dan berniat untuk terus menjadi penyedia jasa pendidikan kepelautan yang berkualitas sebagaimana tergambar dalam visi, misi dan komitmen manajemen BP3IP.
Kepala Bidang Penyelenggaraan BP3IP Jakarta, P. Marcello Lopulalan menjelaskan bahwa Bon Voyage ke 59 ini pihanya pada melantik 62 orang perwira transportasi. Itu terdiri dari 39 wisudawan lulusan program Diklat Pelaut Tingkat I Keahlian Nautika dan 23 wisudawan Diklat Pelaut Tingkat I Keahlian Teknika.
"Para lulusan telah mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga berhak mendapatkan Surat Pendidikan dan Pelatihan Kepelautan (SPPK) Tingkat I Nautika dan Teknika, serta sertifikat keahlian pelaut berupa Certificate of Competency (COC) dan Certificate of Endorsement (COE) yang sangat dibutuhkan untuk bekerja di atas kapal," katanya.
Marcello juga menjelaskan bahwa sebagai salah satu lembaga diklat yang mencanangkan motto 'Terunggul dan Terdepan pihaknya senantiasa bekerja keras dan melayani dengan senang hati untuk menjadi mitra terpercaya dan mampu memberikan manfaat yang sebesar–besarnya kepada para pelaut maupun pengguna jasa lainnya. Dalam berperan serta untuk menciptakan lulusan diklat pelaut unggulan.
Baca juga: Ketua MPR harap Poros Maritim Dunia segera terwujud
Baca juga: Huawei dukung Indonesia jadi poros maritim dunia lewat Smart Maritime
Baca juga: Wapres dorong pemda berkolaborasi untuk Indonesia Poros Maritim Dunia
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022