"Karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19, maka peserta yang biasanya mengikuti kegiatan terpusat di Masjid Diponegoro, pada tahun ini peserta disebar di berbagai masjid," kata Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Yogyakarta Syamsul Azhari di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, terdapat 50 peserta yang berasal dari beragam profesi, seperti buruh bangunan, pengayuh becak dan lainnya, yang tercatat mengikuti pesantren tersebut tahun ini.
Peserta kemudian mengikuti kegiatan di masjid terdekat, sesuai tempat tinggalnya, dan diberi tugas untuk membantu takmir dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan selama Ramadhan.
"Mereka diperbantukan menjadi marbot di tiap masjid. Bisa bertugas membantu membersihkan masjid dan mengikuti kegiatan ibadah di masjid tersebut," katanya.
Sekretaris Baznas Kota Yogyakarta Misbachruddin mengatakan, kegiatan pesantren duafa digelar pertama kali pada 2016 dan menjadi kegiatan rutin tahunan Baznas setiap bulan Ramadhan.
Ia menjelaskan program tersebut dihentikan pada 2020 dan 2021 akibat pandemi COVID-19 dan adanya berbagai aturan pembatasan ibadah yang ditetapkan pemerintah untuk menekan potensi penularan COVID-19 yang semakin meluas.
Pada 2022, kegiatan tersebut kembali digelar dan Misbachruddin menyebut tidak ada penurunan antusias masyarakat mengikuti pesantren duafa.
"Sekitar dua pekan sebelum Ramadhan, kuota pendaftaran sudah terpenuhi dan tahun ini dimungkinkan diikuti peserta perempuan karena tidak lagi dikumpulkan bersama di Masjid Diponegoro," katanya.
Seperti penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya, setiap peserta pesantren duafa juga akan mendapat semacam insentif sebesar Rp1 juta dan bahan makanan senilai Rp250.000.
"Dana diberikan dua tahap, yaitu di awal kegiatan Rp500.000 dan sisanya saat pesantren berakhir," katanya.
Misbachruddin berharap kegiatan pesantren duafa tersebut dapat meningkatkan aspek spiritual seluruh peserta dan peserta terbantu secara finansial.
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022