Jakarta (ANTARA News) - CEO PT Liga Indonesia Djoko Driyono menegaskan bahwa kedatangannya ke tempat pertemuan para manajer tim calon kontestan kompetisi PSSI musim 2011-2011 di Jakarta, pada Kamis malam bukanlah merupakan rekayasa.
"Tidak ada rekayasa dengan kedatangan saya kesana. Saya diminta datang oleh Wakil Ketua Umum PSSI Pak Farid Rahman, makanya saya mau datang. Andai klub yang meminta saya, saya tak akan mau," ujar Djoko Driyono di Jakarta, Jumat.
Djoko menegaskan, pihaknya selaku CEO PT Liga Indonesia yang selama ini mengelola kompetisi sepakbola Liga Super
Indonesia merasa bertanggungjawab dan selalu siap memberikan klarifikasi tentang berbagai hal menyangkut perjalanan kompetisi dimana klub adalah sebagai pihak yang berhak menggulirkan kompetisi.
Ia mengatakan, sejak bulan Juli lalu dia menyatakan sudah keluar dari Badan Liga Indonesia (BLI). Namun sebagai CEO PT Liga Indonesia yang berada di luar struktur pengurus PSSI, ia merasa tetap bertanggungjawab atas semua program yang telah disusunnya bersama klub.
"Saya datang ke tempat pertemuan manajer adalah sebagai pertanggungjawaban saya sebagai CEO PT Liga Indonesia. Karena itu, kapan pun kalau saya dipanggil saya harus siap. Jadi tidak ada rekayasa dengan kedatangan saya kesana apalagi harus memihak pihak tertentu," tegasnya.
Djoko menambahkan, selaku CEO PT Liga Indonesia, pihaknya telah menjalankan amanat kongres dan statuta bahwa yang berhak menggelar kompetisi adalah klub-klub anggota, dan bukan PSSI.
Pertemuan PSSI dengan seluruh manajer klub untuk membahas format dan jadwal kompetisi di Hotel Ambhara tersebut berlangsung alot.
Sebelum masuk agenda pembahasan kompetisi, para peserta mendesak PSSI agar menghadirkan CEO PT Liga Indonesia, Djoko Driyono.
Menurut Manajer Persisam Samarinda, Tommy Ermanto, pemanggilan Joko memang di luar agenda awal. Namun kehadiran Djoko dikehendaki untuk memaparkan ihwal pembagian saham bagi klub dan PSSI.
Dalam kongres Bali pada Januari 2011 lalu diputuskan pembagian saham sebesar 99 persen untuk klub, dan satu persen untuk PSSI.
Namun dalam pengelolaan kompetisi di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin, PSSI melalui PT Liga Prima Indonesia menetapkan pembagian saham tersebut adalah 70 persen di tangan PSSI dan sisanya di tangan klub.
(ANT-132/A016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011