Baghdad (ANTARA News) - Serangan bom di distrik Sadr City di Baghdad, yang sebagian besar warganya Syiah, menewaskan sedikitnya 12 orang, Kamis, kata beberapa pejabat keamanan, sehari setelah ibu kota Irak itu mendapat serangan terburuknya dalam lebih dari sebulan.

Kejadian terakhir dari serangkaian serangan itu -- dua anggota pasukan keamanan juga tewas dalam insiden-insiden terpisah -- terjadi di tengah pembicaraan antara Baghdad dan Washington mengenai apakah akan mempertahankan misi pelatihan Amerika di Irak melewati 2011, atau tidak, lapor AFP.

Sedikitnya dua bom di tepi jalan meledak pada sekitar pukul 20.30 waktu setempat (pukul 0.30 WIB) di pasar Al Hay di distrik Baghdad utara itu, kata pejabat kementerian dalam negeri dan kementerian pertahanan.

Pejabat kementerian pertahanan mengatakan dua ledakan menewaskan 12 orang dan melukai 18 orang, sementara pejabat kementerian dalam negeri mengatakan tiga bom telah meledak, menewaskan 18 orang dan melukai 43 orang.

Kedua pejabat itu, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan beberapa wanita dan anak termasuk di antara para korban. Pejabat kementerian dalam negeri menambakan, enam polisi dan tiga tentara termasuk di antara mereka yang terluka.

Pejabat kementerian dalam negeri itu juga mengatakan sejumlah pria bersenjata telah menembak mati seorang pejabat intelijen di sebuah pos pemeriksaan di Al Amil di Baghdad selatan, sementara sebuah bom di tepi jalan yang ditujukan pada patroli militer menewaskan seorang tentara dan melukai dua lainnya persis di sebelah luar Tikrit, di Irak utara.

Juga pada Kamis, polisi menangkap lebih dari 300 orang yang diduga "terlibat dalam melaksanakan serangan teroris dan penjahat" terhadap pasukan keamanan, kata Mayor Jendral Fadhel Raddad, kepala polisi di provinsi Babil di Irak tengah, tempat penangkapan itu dilakukan.

Kekerasan Kamis terjadi sehari setelah serangkaian serangan di ibu kota yang sebagian besar ditujukan pada pasukan keamanan, termasuk dua bom mobil bunuh diri beberapa menit jaraknya terhadap pos polisi, yang menewaskan 23 orang dan melukai lebih dari 70 orang.

Serangan-serangan yang tampaknya dikoordinasikan itu adalah yang paling mematikan yang menghantam ibu kota sejak 28 Agustus, ketika serangan bunuh diri yang disalahkan pada Al Qaida di masjid Sunni terbesar di Baghdad menewaskan 28 orang, termasuk seorang anggota parlemen.

Serangan-serangan itu terjadi kurang dari tiga bulan sebelum batas waktu penarikan kira-kira 41.000 tentara AS yang sekarang ini di Irak pada akhir tahun ini, dengan Baghdad dan Washinton belum mencapai perjanjian mengenai misi pelatihan pasca-2011.

Meskipun ada penurunan dalam kekerasan di seluruh negara itu sejak kondisi puncaknya pada 2006 dan 2007, serangan masih biasa terjadi. Menurut hitungan resmi, semuanya 185 warga Irak tewas dalam kekerasan pada September. (S008/AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011