Jakarta (ANTARA News) - Penurunan BI Rate sebesar 25 basis poin oleh Bank Indonesia (BI) diperkirakan tidak akan berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan investasi di Indonesia.
Oleh sebab itu dalam beberapa bulan ke depan, BI Rate diperkirakan akan diturunkan lagi, kata pengamat perbankan Fauzi Ichsan di Jakarta, Kamis.
"Saya perkirakan BI Rate akan turun ke arah enam persen sampai dengan akhir tahun ini atau triwulan pertama tahun depan, karena itu akan lebih terasa ke sektor rill," jelas Fauzi.
Menurut Fauzi, penurunan BI Rate bisa saja berdampak pada "capital in flow" dan "capital out flow". Namun begitu, katanya, semua tergantung pada apa yang akan terjadi di Eropa dan Amerika Serikat.
"Itu sifatnya global dan bisa saja terjadi. Kita melihat bahwa keluarnya dana investor global itu dipicu oleh kekhawatiran akan penunggakan utang Yunani, Portugal dan Irlandia, yang dampak negatifnya ke Spanyol dan Italia," katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa "deadlock" politik antara pemerintah Amerika Serikat dengan kongres juga berdampak global.
Terkait dengan penurunan BI Rate, menurut dia, tentunya BI memiliki alasan mengapa bank sentral ini menurunkan suku bunga acuannya. Selain itu juga ada alasan khawatir akan ada dampak krisis global pada 2012, yang tentunya akan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, penuruan BI Rate akan diikuti penurunan suku bunga untuk menopang investasi, kata Fauzi.
Beberapa hari lalu BI menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 6,50 persen dari 6,75 persen. (SSB/A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011