10 kreator konten tersebut berasal dari kalangan tokoh agama, media moderat, dan aktivis perempuan.
Direktur Wahid Foundation Yenny Wahid mengatakan bahwa dalam menyampaikan pesan-pesan perdamaian, Salam Forum fokus pada platform digital yang kini telah menjadi cara baru yang digunakan masyarakat untuk berinteraksi.
"Kita menampilkan aktor-aktor lokal yang jadi pemeran utama. Merekalah yang menyuarakan kegelisahannya lewat film pendek. Kemudian, ada pesan moral yang disampaikan. Karena difasilitasi oleh Google, YouTube, dan UNDP, memang fokusnya adalah pada konten kreatif," kata Yenny Wahid saat konferensi pers di Jakarta, Jumat.
"Konten kreatif yang seperti apa? Tentu yang bisa mengamplifikasi pesan secara kuat. Zaman sekarang kan bukan zamannya lagi kampanye lewat jargon atau sloganistis," lanjut dia.
Sementara Kepala Unit Demokrasi, Tata Kelola Pemerintahan, dan Pengentasan Kemiskinan UNDP Siprianus Bate Soro mengatakan, pendekatan melalui film dipandang efektif dan efisien dalam menyebarkan pesan-pesan kebaikan.
"Film menjadi salah satu tujuan hiburan yang dicari oleh masyarakat. Sepuluh konten kreator telah memproduksi film-filmnya dengan semangat, kerja keras, ketekunan, dan perspektif yang luar biasa," ujarnya.
Adapun 10 kreator yang terlibat yaitu Ar Rahim dengan judul “Unity in Diversity”, Aswaja Dewata dengan film yang mengangkat toleransi bergama berjudul berjudul “Putu: Berbeda Tetap Keluarga” , Alif.Id dengan tema rukun tetangga dalam bingkai kearifan lokal di film berjudul “Srawung”.
PW Pergunu dengan tema moderasi beragama berjudul “Sekolah Moderat”, Islam Santun dengan judul “Reresik”, Neswa dengan judul "Cerita Muslimah Episode 1. Sang Penari", Desa Nglinggi dengan tema perempuan pejuang kemanusiaan di masa pandemi berjudul “Rewang”.
Kemudian, Komunitas Musisi Mengaji yang mengangkat percakapan tentang hukum bermusik sebagai media dakwah berjudul di film berjudul “Sailor Maemonah”, Srikandi Lintas Iman dengan tema perempuan agen perdamaian di film berjudul “Boru Bawa Damai”, dan Tsaqafah dengan tema toleransi di sekolah berjudul “Story of Vivian".
Kesepuluh film pendek tersebut dapat ditonton di kanal YouTube resmi masing-masing kreator.
Yenny mengatakan, kampanye Salam Forum diharapkan dapat memberikan ilmu, pengetahuan dalam berkomunikasi yang akhirnya dapat mencetuskan sebuah diskusi positif di ruang digital.
“Mari kita bersama-sama menanamkan jiwa toleransi dalam mendukung transformasi digital yang inklusif," tutup Yenny.
Baca juga: Wahid Foundation luncurkan aplikasi Cilukbalita di Kalsel
Baca juga: Yenny Wahid: Perempuan sebagai agen perdamaian program Desa Damai
Baca juga: Wahid Foundation: Jernihkan kekeliruan dalam maknai Islamofobia
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022