Lumayan terasa karena saya sedang berbaring di lantai, saya langsung membawa anak dan istri keluar rumah

Cianjur, Jabar (ANTARA) - BPBD Cianjur, Jawa Barat, masih melakukan pendataan terkait kerusakan akibat gempa berkekuatan 5,1 magnitudo di wilayah Bayah-Banten.

Sekretaris BPBD Cianjur, Rudi Wibowo saat dihubungi di Cianjur, Jumat, mengatakan getaran gempa dirasakan cukup keras di wilayah perkotaan hingga wilayah bagian selatan Cianjur, meski tidak berpotensi tsunami, namun warga berhamburan keluar rumah terutama di pesisir selatan.

Baca juga: BPBD Lebak: Gempa magnitudo 5,1 di Bayah tidak telan korban jiwa

"Getarannya cukup keras, meski hanya terasa selama beberapa detik, namun sempat membuat panik warga terutama di wilayah pinggir pantai seperti Cidaun, Sindangbarang dan Agrabinta, berhamburan keluar rumah dan menjauh dari pantai," katanya.

Pihaknya masih menunggu laporan dari petugas dan relawan di masing-masing kecamatan, terkait kerusakan yang disebabkan gempa yang terpusat di pantai selatan Provinsi Banten.

Baca juga: Gempa Banten M 5,1 dipicu sesar aktif di dasar laut

"Kami masih menunggu laporan, semoga tidak ada kerusakan yang terjadi akibat gempa," katanya.

Sementara warga di pinggir pantai selatan Cianjur, sempat berhamburan keluar rumah dan menjauhi pantai karena getaran gempa yang cukup keras, bahkan mereka bertahan selama beberapa puluh menit di luar rumah karena takut terjadi gempa susulan.

Baca juga: Gempa M 5,0 di Lebak Banten Jumat akibat aktivitas subduksi lempeng

"Memang tidak terlalu keras, namun getarannya cukup membuat panik. Kami bertahan di luar rumah selama 25 menit, karena takut gempa susulan terjadi. Getaran gempa juga terasa cukup keras di pinggir pantai Jayanti kata suami yang hendak melaut," kata warga Kecamatan Cidaun, Imas.

Hal senada terucap dari Yanto Hidayat warga Kelurahan Sawahgede, Cianjur, yang sempat membawa anak dan istrinya keluar rumah ketika merasakan getaran gempa.

"Lumayan terasa karena saya sedang berbaring di lantai, saya langsung membawa anak dan istri keluar rumah," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022