Proyek usulan SpaceX itu akan menyediakan layanan internet di Filipina menggunakan konstelasi jaringan satelit Orbit Rendah Bumi yang dinamai Starlink
Jakarta (ANTARA) - Filipina pada Kamis (31/3) mengumumkan rencananya untuk menjadi tuan rumah proyek Starlink milik perusahaan antariksa swasta Amerika Serikat (AS) SpaceX dan menjadikannya negara Asia Tenggara pertama yang memanfaatkan teknologi tersebut demi peningkatan layanan telekomunikasi.
Menteri Perdagangan Filipina Ramon Lopez mengatakan proyek usulan SpaceX itu akan menyediakan layanan internet di Filipina menggunakan konstelasi jaringan satelit Orbit Rendah Bumi yang dinamai Starlink.
Lopez mengatakan peluncuran Starlink SpaceX di Filipina tersebut akan mempercepat layanan pita lebar (broadband), meningkatkan konektivitas, memperbesar kapasitas layanan telekomunikasi dan membuat tarif menjadi semakin terjangkau bagi konsumen, khususnya di wilayah-wilayah yang sulit sinyal atau mustahil untuk dijangkau.
Persiapan sedang dilakukan untuk registrasi SpaceX, dan proyek itu diperkirakan akan difinalisasi sebelum Presiden Filipina Rodrigo Duterte meletakkan jabatannya pada 30 Juni nanti usai menuntaskan masa jabatan kepresidenan selama enam tahun, kata Lopez.
Pembahasan soal pendirian proyek SpaceX di negara tersebut dimulai pada November tahun lalu. Lopez mengatakan penandatanganan amendemen Undang-Undang Layanan Publik baru-baru tersebut, yang mengizinkan sampai dengan 100 persen kepemilikan asing atas layanan publik di Filipina, menjadi faktor penting dalam keputusan perusahaan tersebut untuk berinvestasi.
SpaceX saat ini telah mendirikan sebuah entitas lokal di Filipina yang akan menjadi anak perusahaannya dengan kepemilikan penuh terletak di tangan perusahaan AS itu. Perusahaan tersebut juga sedang menargetkan untuk meluncurkan tiga gerbang jaringan (gateway) pada fase pertama.
Pewarta: Xinhua
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2022