Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi menargetkan jumlah pengusaha Uni Emirat Arab (UAE) yang akan hadir dalam Trade Expo Indonesia (TEI) tahun ini mencapai sekitar 200 pengusaha.
Dubes RI untuk UAE, M Wahid Supriyadi, mengatakan pihaknya yakin target tersebut akan terpenuhi mengingat tahun ini untuk pertama kali baik pemerintah federal maupun di tingkat Emirat mendukung penuh acara tersebut, demikian siaran pers Kedubes RI di Abu Dhabi yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Tahun lalu jumlah pengusaha UAE yang hadir mencapai sekitar 180 orang atau terbesar kedua setelah Amerika Serikat.
Menurut Abdullah Ahmed Al Saleh, Under Secretary (setingkat Dirjen) Kementerian Perdagangan Luar Negeri yang tahun ini akan memimpin misi dagang ke Indonesia, saat ini telah tercatat 35 orang pengusaha Emirat yang terdaftar.
Sementara itu Konjen RI Dubai, Mansyur Pangeran menyatakan pihak Dubai Export Development Corporation telah menyatakan konfirmasinya untuk mengirim 30 orang pejabatnya ke Jakarta.
Selain itu, KADIN dari beberapa emirat juga menyatakan dukungannya untuk mengirim pengusahanya ke Indonesia kali ini.
Abdullah Saleh yang hadir dalam acara Indonesian Business Dinner yang diselenggarakan oleh KBRI Abu Dhabi dan KJRI Dubai pada 10 Oktober 2011 di World Trade Center, Dubai, menambahkan bahwa dunia mengakui kekuatan ekonomi Indonesia saat ini, yang mampu bertahan dari krisis dunia.
Dikatakannya, Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara memiliki banyak peluang untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara, yang sejauh ini masih di bawah Malaysia, Thailand dan Singapura.
Keikutsertaan delegasi dagang UAE yang akan dipimpinnya akan melihat sektor-sektor potensial produk ekspor Indonesia ke UAE.
Dubes Wahid melihat bahwa UAE sebagai pusat perdagangan di Timur Tengah dapat dijadikan pintu masuk bagi produk-produk Indonesia untuk pasar Timur Tengah dan Afrika yang masih sangat terbuka.
Ditambahkan, tahun lalu total perdagangan Indonesia-UAE mencapai hampir 2 miliar dolar AS dan Indonesia menikmati surplus hampir 1 miliar dolar.
Yang menggembirakan adalah masuknya produk-produk Indonesia yang memiliki nilai tambah tinggi seperti otomotif beserta suku cadang dan aksesoris, produk elektronika dan perabot rumah tangga.
Namun Dubes Wahid mengatakan dia merasa belum puas karena Indonesia masih tertinggal jauh dibanding negara-negara ASEAN lain seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Menurut dia, para pengusaha Indonesia masih belum banyak yang melihat potensi pasar Timur Tengah dan Afrika ini.
Peluang investasi
Dalam acara yang dihadiri sekitar 60 pengusaha lokal tersebut, Deputi Pemasaran Luar Negeri BKPM, Himawan memaparkan tentang peluang investasi di Indonesia, yang didukung dengan perekonomian yang sehat dan serangkaian kebijakan baru yang pro bisnis seperti pengenalan tax holiday dan sistem perizinan satu atap yang semakin efisien.
Dikatakannya, tahun lalu Indonesia berhasil menarik investasi sekitar 23 miliar dolar atau naik 54 persen dari prediksi pemerintah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 16,6 miliar dolar merupakan investasi asing langsung (FDI). Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin menarik bagi para investor asing.
Diharapkan paling lambat akhir tahun ini Indonesia akan mendapatkan "investment grade" dari beberapa pemeringkat credit rating sehingga dapat dipastikan akan semakin menarik invetor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.
Himawan juga memaparkan tentang proyeksi perekonomian Indonesia sampai tahun 2025 dengan target menempatkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi nomor 12 dunia. Saat ini dengan GDP sekitar 706 miliar dolar, Indonesia berada pada posisi 18 ekonomi terkuat di dunia dan masuk dalam G-20.
Acara Business Dinner ini diselenggarakan sebagai kegiatan pendahuluan Trade Expo Indonesia 2011. Selain menghadiri TEI, para pengusaha UAE juga akan mengadakan serangkaian pertemuan bisnis dengan mitra kerjanya, mengunjungi berbagai pabrik serta menjajagi kemungkinan investasi di bidang Islamic Banking, pertambangan dan jasa konsultansi.
(Tz. M016)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011