"Ada modal asing di Indonesia yang keluar hingga membuat cadangan devisa tergerus hampir 10 miliar dolar AS menjadi 114,5 miliar dolar AS (Rp1.025,9 triliun) pada akhir September 2011, tapi diyakini akan lebih banyak lagi modal yang masuk," ujar pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) itu di Jakarta, Rabu.
Menurut Chatib, meski saat ini tercatat cukup banyak modal asing yang keluar dari Indonesia, dalam jangka menengah aset non dolar AS yang ada di negara "emerging market" (negara berpertumbuhan cepat), termasuk Indonesia, justru menjadi alternatif pilihan investasi bagi investor pemegang dana segar.
"Pilihan investasi di negara emerging market menjadi seperti surga bagi mereka," tukasnya.
Sementara itu, Chief Economist CIMB Niaga, Winang Budoyo, mengungkapkan bahwa cadangan devisa Indonesia hingga akhir September tercatat senilai 114,5 miliar dolar AS, atau turun dibandingkan cadangan devisa pada Agustus 2011 yang tercatat sebesar 125 miliar dolar AS (Rp1.120 triliun).
"Ketidakpastian perbaikan ekonomi dunia turut menjadi pemicu larinya modal asing dari Indonesia," ujarnya.
Winang mengemukakan, krisis Eropa dan AS sendiri saat ini sudah merambah ke kawasan Asia Tenggara. Hal ini terlihat dari penurunan ekspor yang terjadi di Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
"Kita berharap kondisi ini hanyalah sesaat, apalagi efek dari krisis global belum menyentuh sendi-sendi perekonomian Indonesia," ujarnya.
Berdasarkan hasil riset perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) tercatat, perbankan Indonesia merupakan salah satu sektor yang relatif kuat dalam menghadapi guncangan krisis.
"Ini artinya perbankan bisa memanfaatkan kondisi tersebut untuk mencapai target pertumbuhan," katanya menambahkan.
(T.KR-IAZ/.KR-TRT/M027)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011