Jakarta (ANTARA News) - Tahun 2012 akan ditetapkan sebagai Tahun Badak secara global, termasuk Indonesia yang memiliki badak bercula satu dan cula dua untuk penyelamatan hewan tersebut dari kepunahan.
"Badak saat ini jumlahnya semakin berkurang, karena itu perlu dilindungi dan ditetapkan 2012 sebagai tahun badak," kata Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta di Jakarta, Rabu.
Indonesia memiliki dua jenis badak yaitu Badak Jawa yang bercula satu di Ujung Kulon, Banten dan Badak Sumatra yang bercula dua. Saat ini perkembangbiakannya agak sulit karena itu perlu diselamatkan.
Saat ini jumlah Badak Sumatra diperkirakan masih berjumlah ratusan, sedangkan yang badak bercula satu di Taman Nasional Ujung Kulon jumlahnya tinggal sekitar 40-an ekor.
Penetapan tahun badak diputuskan di PBB dan menjadi gerakan global sebab badak tidak hanya ada di Indonesia tapi juga di sejumlah negara dengan jenis berbeda, tapi jumlahnya terus berkurang.
Bob Sulaiman Effendi dari Lembaga pemberdayaan masyarakat dan mitra pebangunan daerah yang ditunjuk sebagai wakil ketua bidang program peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) 2011 mengatakan, PBB juga menunjuk Presiden RI untuk mencanangkan 2012 sebagai tahun badak.
Dikatakan Bob, Badak Jawa dan Badak Sumatra perlu dilindungi dari kepunahan terutama Badak Jawa yang bercula satu yang hanya ada satu-satunya di dunia karena jumlahnya yang terus berkurang.
"Karena tidak agresif, sehingga perkembangbiakannya sulit maka jumlahnya juga tidak banyak. Sudah seharusnya kita lindungi agar tidak punah," ujar Bob.
Berkurangnya populasi badak diakibatkan perburuan untuk diambil culanya, selain itu juga karena habitatnya yang terus menyempit.
Populasi Badak Sumatra saat ini diperkirakan sekitar 200-300 ekor yang tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser, Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas.
Hewan tersebut termasuk binatang liar yang sangat sensitif sangat takut bertemu manusia, dan suka hidup menjauh keramaian serta memilih tinggal di tengah hutan belantara.(D016)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011