Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengatakan bulan Ramadhan 1443 Hijriah tahun ini merupakan momentum umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT serta menumbuhkan solidaritas bangsa.
"Saya mengharapkan bulan Ramadhan kali ini bisa menjadi momentum untuk meningkatkan ketakwaan kita, tumbuhnya solidaritas bangsa, serta kita bisa keluar dari pandemi," kata Wapres dalam sambutannya secara virtual, pada acara Syiar Islam dan Tarhib Ramadhan 1443 H Majelis Ulama Indonesia yang disaksikan di Jakarta, Kamis.
Wapres menekankan tujuan berpuasa adalah untuk membentuk orang-orang yang bertakwa sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 183, yang bermakna "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Wapres mengatakan yang dimaksud takwa adalah kepatuhan menjalankan perintah-perintah Allah, baik menjalankan perintah-Nya maupun dalam meninggalkan larangan-Nya.
Baca juga: Wapres Ma'ruf imbau masyarakat tidak konsumtif saat Ramadhan
Baca juga: Wapres mengingatkan ketahanan pangan sangat vital bagi setiap negara
Baca juga: Wapres resmikan gedung sekolah Islam internasional di Ponorogo
"Orang yang berpuasa adalah orang yang mampu mengendalikan nafsunya dari perbuatan yang melanggar peraturan-peraturan Allah itu. Oleh karena itu maka melalui puasa itu orang bisa mengendalikan dirinya, menjadi orang yang bertakwa," ujar Wapres.
Wapres mengingatkan, yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang bertakwa, bukan karena keturunan, ras atau suku bangsa atau harta dan jabatan. Semua manusia apa pun ras, suku bangsa, jabatan, berapapun kekayaannya, berasal dari keturunan yang sama yaitu dari seorang laki-laki, seorang perempuan, yakni Adam dan Hawa.
"Jadi nilai perbedaan-nya itu hanya satu (karena ketakwaan). Karena ras, keturunan itu hanya melekat sejak lahir, bukan karena upaya-upaya dia untuk menjadi orang yang baik," jelasnya.
Oleh karena itu, kata Wapres, semestinya puasa harus menghasilkan ketakwaan. Apabila puasa seseorang tidak melahirkan ketakwaan, maka puasanya hanya sekadar puasa lahiriah, yang hanya mengalami lapar dan dahaga semata.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022