Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan hampir tujuh tahun dan sudah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan menggandeng Kementerian Pertanian dan BPH Migas mengoptimalkan angkutan kapal ternak yang telah berjalan selama tujuh tahun melalui pemanfaatan teknologi informasi.
"Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah sudah berjalan hampir tujuh tahun dan sudah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kemenhub Mugen Sartoto dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Hal tersebut disampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) angkutan khusus ternak dengan tema ”Dukungan Penyelenggaraan Angkutan Khusus Ternak Dalam Mewujudkan Konektivitas Logistik Untuk Swasembada Daging” dengan melibatkan beberapa kementerian/lembaga terkait.
Dikatakan, FGD dalam rangka menyamakan persepsi dan kesatuan pandangan antara Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, BPH Migas, Pemerintah Daerah, peternak, dan operator kapal angkutan khusus ternak dalam penyelenggaraan pelayaran angkutan khusus ternak yang lebih tepat sasaran serta mengoptimalkan program tol laut angkutan khusus ternak adanya inovasi-inovasi melalui pemanfaatan teknologi informasi.
Program Tol Laut angkutan laut khusus ternak merupakan salah satu sub sistem dari sistem angkutan laut nasional, yang diselenggarakan oleh pemerintah dikarenakan semakin meningkatnya kebutuhan pangan di dalam negeri, yang mana salah satunya adalah kebutuhan akan daging, maka pemerintah menyelenggarakan angkutan khusus ternak di dalam negeri, dengan memberikan subsidi pengoperasian angkutan khusus ternak dari dana APBN.
Angkutan khusus ternak yang dilakukan oleh pemerintah banyak mengalami peningkatan dan perkembangan, baik dari segi trayek, jumlah muatan, maupun kapasitasnya dari tahun 2015–2021 dengan total capaian realisasi muatan berjumlah 181.212 ekor.
"Kami mohon bantuan Kementerian Pertanian dan dinas terkait agar mengidentifikasi daerah mana saja yang berpotensi sebagai penghasil ternak untuk diusulkan sebagai daerah distributor ternak. Seharusnya sebelum kapal tiba di pelabuhan muat, ternak sudah siap diangkut sehingga kapal tidak menunggu muatan di pelabuhan," ungkapnya.
Selain itu, diharapkan adanya masukan dari berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dalam optimalisasi penyelenggaraan angkutan khusus ternak sehingga dapat meningkatkan perekonomian para peternak di tingkat produsen, serta meningkatkan arus distribusi ternak melalui angkutan laut dengan memperhatikan prinsip kesejahteraan ternak.
Saat ini melalui aplikasi Sitolaut semua informasi jenis layanan jasa program tol laut bisa di akses dari seluruh wilayah sehingga proses pengiriman dari lokasi asal sampai ke tujuan barang terutama untuk wilayah terluar, terdepan, terpencil dan perbatasan semakin cepat, efektif, dan menghilangkan disparitas harga antar daerah.
"Penerapan aplikasi Sitolaut dimaksudkan untuk monitoring kegiatan tol laut menunjukkan kesungguhan dan komitmen semua instansi baik dari sisi pengangkutan, perdagangan dan distribusi barang dan ternak dapat bersinergi untuk meningkatkan pelayanan agar berjalan cepat, terpercaya, transparan, dan terstandar, serta biaya yang minimal sehingga dapat meningkatkan konektivitas pada daerah-daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP)," tegasnya.
Baca juga: Biaya angkut lebih murah, Menhub ajak UMKM manfaatkan kapal tol laut
Baca juga: Kemenhub tambah dua trayek tol laut di 2022
Baca juga: Tol laut berhasil menjangkau suku terisolir di pedalaman Papua
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022