Jakarta  (ANTARA News) – Kondisi kehidupan sebagian besar mantan atlet Indonesia diharapkan dapat memotovasi dan memicu pada atet saat ini yang akan berjuaang menjuarai SEA Games XXVI 2011 yang diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

"Kehidupan mantan atlet yang memprihatinkan, hendaknya bisa menjadi pemacu semangat bagi atlet sekarang ini untuk lebih giat berlatih untuk mencapai prestasi terbaiknya dalam SEA Games nanti, dan bisa lebih mempersiapkan diri untuk masa pensiunnya," kata Hadi Wihardja, SekJen Ikatan Atlet Nasional Indonesia (IANI), dalam diskusi olahraga di Jakarta, Selasa.

Dalam keterangan tertulisnya, Hadi mengatakan, para atlet harus berlatih dengan semangat nasionalisme yang tinggi, untuk mencetak prestasi terbaik mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasional.

Selain itu, para atlet harus selalu belajar dari kesalahan, selalu memperbarui prestasi, karena pemerintah saat ini sudah menyediakan penghargaan  yang sangat besar dibandingan pada zaman dulu.

"Apa lagi dengan sudah adanya pihak swasta yang akan memberi perhatian untuk mantan atlet, seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), hendaknya keberadaan YOI ini bisa lebih memacu semangat atlet sekarang untuk lebih berprestasi, dan tidak terlalu kuatir dengan masa depannya," ujar Hadi.

Kendati demikian, katanya, atlet juga harus mempersiaplan dirinya, dengan manajemen waktu yang baik, atlet harus bisa membagi waktu latihan dan sekolah/kuliah, bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar.

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara SEA Games XXVI 2011. Perhelatan olahraga 2 tahunan ini dilaksanakan selama 12 hari, yaitu mulai dari tanggal 11 - 22 November 2011 di Palembang dan Jakarta. Kejuaran ini akan menjadi ajang unjuk gigi bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensitasnya di dunia internasional.

Sementara itu, matan perenang nasional Richard Sanbera mengatakan, kiranya setiap cabang olahraga juga mempersiapkan pendidikan formal untuk para atlet, karena selama dalam pelatihan, atlet juga sudah mengorbankan waktu pendidikannya demi membela nama Indonesia.

Dia meberikan contoh, seperti Singapura, ada sekolah untuk para atlet, dan mereka sebenarnya mencontoh konsep dari Indonesia dengan sekolah atlet Ragunan, hanya saja pelaksanaan di Indonesia kurang konsisten.

"Dimulai dari induk organisasi olahraga, yang harus memperhatikan pendidikan para atlet, jangan membuat atlet harus memilih sekolah atau olahraga, hendaknya keduanya harus bisa seiiring sejalan dibina oleh setiap organisasi cabang olahraga, agar atlet punya modal pendidikan yang cukup untuk masa depannya nanti," jelas Richard.

Richard menambahkan Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), memang sangat membantu, dan perlu didukung, tetapi yang paling penting dan paling mendasar adalah program dari Pemerintah yang terencana dan konsisten, yang akhirnya nanti bisa menggugah pihak swasta untuk turut membantu program olahraga Indonesia.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011