Bandung (ANTARA News) - Ekonom Bank Dunia, Indonesia, Ahya Ihsan mengatakan, Indonesia berada di posisi kuat untuk menghadapi masalah-masalah ekonomi Internasional, meski dalam pasar keuangannya mengalami gejolak akhir-akhir ini.

"Berdasarkan pengamatan Bank Dunia, dalam perkembangan Triwulan Ekonomi Indonesia terbaru, negara ini masih dalam posisi yang kuat meski gejolak pasar ekonomi internasional masih terjadi," kata Ihsan di Bandung, Selasa.

Ia mengatakan, kemungkinan adanya gejolak di pasar keuangan internasional masih akan terjadi dalam jangka pendek, tetapi karena Indonesia diperkuat dari dorong domestik, kuatnya fiskal, akumulasi cadangan devisa dan kinerja pasar keuangannya membuat negara itu berada di posisi kuat.

"Itu alasan Indonesia berada di posisi kuat untuk menghadapi goncangan-goncangan eksternal, dan itu tidak diikuti kebanyakan negara di dunia yang mengalami penurunan tajam pada posisi fiskal dan neraca keuangan sektor swasta sejak 2008," katanya.

Menurutnya, fundamental ekonomi makro Indonesia yang kokoh merupakan pertahanan utama menghadapi gejolak pasar yang terus berlangsung, dan dalam keadaan itu Indonesia harus menghindari ketidakpastian kebijakan dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan terhadap goncangan pasar keuangan tersebut.

Dia mengatakan, investasi dan konsumsi swasta domestik Indonesia mendukung pertumbuhan PDB sebesar 6,5 persen pada kuartal pertama di 2011 dan adanya penurunan inflasi harga bahan pangan sepanjang tahun yang mencapai lima persen.

Menurutnya, Bank Dunia memproyeksikan untuk pertumbuhan tahun 2011 adalah 6,4 persen dan 2012 akan tetap kuat di 6,3 persen, sehingga dari angka proyeksi pertumbuhan yang lebih rendah menandakan penurunan permintaan eksternal dan melemahnya harga-harga komoditas internasional.

Sementara itu, Ashley Taylor, Ekonom Bank Dunia, Indonesia di Bandung, mengatakan, yang mampu memperkuat Indonesia di posisi sekarang karena kualitas dari respon kebijakannya.

Kemudian, ia mengatakan, kemajuan reformasi struktural yang penting, seperti subsidi energi dan pembebasan tanah membantu mengangkat prospek pertumbuhan Indonesia menjadi lebih tinggi dan mendorong kepercayaan investor dalam jangka pendek.
(ANT-278/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011