Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berinisiatif melakukan evaluasi ulang terhadap pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN karya sejalan dengan pemfokusan pada jasa EPC (engineering, procurement and construction).

Menurut Deputi Menteri BUMN bidang Infrastruktur dan Logistik Sumaryanto Widayatin di Jakarta, Selasa, pemfokusan pada EPC ini agar BUMN-BUMN karya dapat bersaing dengan kontraktor asing, dan secara tidak langsung dapat membangun pembangkit energi secara menyeluruh.

"Pada akhirnya menghasilkan kinerja yang meningkat tiap tahunnya," harap Sumaryanto.

Ia pun mencontohkan apabila BUMN karya seperti PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya Karya dapat mengambil bagian dari proyek PLN, dipastikan perusahaan karya dapat menikmati hasil, karena setiap tahunnya perusahaan listrik menganggarkan belanja modal sekitar Rp50 triliun.

"Untuk itu, saya akan buat spesialisasi BUMN yang bergerak di bidang EPC," selorohnya.

Dengan demikian, rencana "holding" BUMN Karya akan dimoratorium pada tahun ini, kata Sumaryanto.

Adapun sejumlah BUMN Karya yang akan dijadikan satu perusahaan meliputi PT Waskita Karya, PT Brantas Abipraya, PT Nindya Karya, dan PT Hutama Karya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN memperkirakan pembentukan "holding" ini terealisasi pada 2013 setelah Undang-Undang Jasa Konstruksi tuntas.

Untuk pendapatan 14 BUMN Karya tahun depan dipatok naik 50 persen menjadi Rp45 triliun dari proyeksi tahun ini sebesar Rp30 triliun.

Tahun lalu, dari 14 perusahaan negara itu, hanya lima BUMN yang mencetak laba bersih di atas Rp100 miliar. Total laba bersihnya Rp922 miliar dengan pendapatan Rp28,47 triliun.

(T.KR-TRT/B012)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011