Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membatalkan kunjungan kerja ke Provinsi Bangka Belitung (Babel) pada 12-13 Oktober 2011 untuk berkonsentrasi menyelesaikan proses perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.
Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di Bina Graha, Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa untuk itu Presiden Yudhoyono telah mendelegasikan Wakil Presiden Boediono untuk membuka Sail Wakatobi-Belitong yang dipusatkan di Tanjung Kelayang, Belitung, pada 13 Oktober 2011.
"Presiden ingin berkonsentrasi dalam mempertimbangkan reshuffle kabinet. Tidak ada waktu lagi yang dianggap bisa dipakai untuk mempertimbangkan reshuffle," ujar Julian.
Untuk itu, Julian berharap masyarakat Provinsi Bangka-Belitung tidak kecewa dengan keputusan Presiden membatalkan kunjungan kerja ke daerah itu karena akan digantikan dengan kehadiran Wakil Presiden Boediono.
Meski demikian, Julian tidak bisa merinci agenda kerja Presiden Yudhoyono di Jakarta pada 12-13 Oktober 2011.
"Saya belum bisa menyampaikan agenda konkret, yang jelas Presiden akan konsentrasi pada reshuffle kabinet, dan di samping itu tentu ada hal-hal penting terkait jalannya pemerintahan ini," tuturnya.
Pada Selasa 11 Oktober 2011, agenda Presiden Yudhoyono adalah internal tanpa melakukan pemanggilan kepada menteri-menteri. Menurut Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, Presiden Yudhoyono pada Senin tetap bekerja di Istana Negara.
Saat ini Presiden Yudhoyono telah melakukan komunikasi dengan partai-partai politik terkait rencana perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II. Presiden pun telah menjanjikan perombakan itu akan dilakukan sebelum 20 Oktober 2011.
Julian mengatakan, salah satu hal yang cukup mengganggu Presiden Yudhoyono dalam proses perombakan kabinet adalah beredarnya nama-nama menteri yang akan dicopot dari jabatannya di media massa.
Pemberitaan seperti itu di media massa, menurut dia, cukup mengganggu karena menyangkut nama baik sesorang yang seharusnya tetap dijaga.
(T.D013*P008/D011)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011