"Karena itu banyak masyarakat menilai parpol kurang mewakili dan mendengarkan aspirasi mereka," kata Ical.
Faktor lain yang menjadi penyebab menurunnya kepercayaan publik pada parpol, kata Ical, semakin berjaraknya parpol dengan masyarakat. Parpol terlihat jarang menyapa konstituennya setelah pemilu.
"Hilangnya koneksi antara parpol dengan masyarakat selepas kampanye, membuat kader-kader partai politik tidak memahami bagaimana menghubungkan antara tujuan partai politik dan arah dinamika suara dari masyarakat yang mestinya mereka wakili," katanya.
Selain itu, parpol juga terlihat lebih mementingkan pencitraan daripada ideologisasi politik. Naiknya angka abstain atau golput, kata Ical, menunjukkan kejenuhan pada parpol yang muncul akibat terlalu kuatnya pencitraan politik yang dilakukan tanpa memperhatikan esensi ideologisasi politik.
(ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011