Informasi yang dihimpun ANTARA dari warga kejadian robohnya tower Sutet tersebut terjadi sekitar pukul 23.30 WIB Senin (10/10), saat itu terdengar suara besi patah dan setelah dilihat tower Sutet yang berada di empat desa yakni Desa Warnajati, Neglasari, Pamuruyan, Sukasirna roboh.
"Kejadian ini yang kami tahu terjadi sekitar pukul 23.30 atau Senin malam, pada saat itu kami mendengar ada suara besi patah dan setelah dilihat ada empat tower Sutet yang roboh," kata warga Kampung Ranji, Desa Warnajati, Kecamatan Cibadak, Atang kepada wartawan, Selasa.
Akibat dari kejadian ini akses jalan di dua desa yakni Pamuyuran dan Neglasari terhambat karena tertutup puing tower yang roboh.
Manajer PLN Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Cibadak, Machyudin mengatakan, dari pantauan pihaknya ada sekitar 13 tower Sutet yang roboh, namun pihaknya belum mengetahui apa penyebab robohnya tower tersebut.
Ia menambahkan, tower ini merupakan tiang baru yang nantinya akan digunakan untuk distribusi listrik dari PLTU Palabuhanratu ke Cibadak. Namun, untuk sementara tower ini belum diaktifkan karena pembangunan PLTU belum tuntas.
"Rencananya tower ini adalah untuk pendistribusian listrik dengan kekuatan 150 ribu kilo volt untuk Palabuhanratu sampai Cibadak, selain itu akibat dari robohnya tower ini tidak ada gangguan jaringan karena belum aktif," tambahnya.
Dihubungi secara terpisah, Tim Teknik Sutet PLTU II Jabar-TX-Cibadak, Danar TWS mengatakan, dari pemeriksaan awal pihaknya di lokasi robohnya tower Sutet, diduga ada pencurian besi di titik 10 dan 12 yang menyebabkan tower tersebut roboh.
"Dari 13 tower yang roboh di dua titik ada besi penyangga yang hilang akibat dicuri," katanya. (ANT)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011