“Akhirnya,…” kata Hamudin, 54 tahun. Hamudin guru di SMP Negeri 1 Balikpapan yang menjadi satu dari ratusan guru yang dilantik tersebut.
Hamudin berkata dirinya sangat sadar, masa pensiun 60 tahun tinggal 6 tahun lagi. Karena itu ia berjanji akan memaksimalkan pengabdiannya.
“Saya bersyukur karena penghasilannya juga bertambah daripada sebelumnya,” katanya sumringah.
Sementara itu, terdapat 380 orang honorer yang lulus tes untuk menjadi PPPK pada tahun ini. Namun ada 13 orang masih belum selesai proses administrasinya sehingga akan dilantik pada kesempatan terpisah.
Baca juga: Legislator apresiasi pemerintah selesaikan polemik guru honorer Kaltim
Baca juga: Anies naikkan dana hibah guru honorer swasta jadi Rp538,9 miliar
Baca juga: DPRD Kota Medan dorong Pemkot transparan soal gaji guru honorer
Para guru honorer yang dilantik menjadi PPPK tersebut mengisi penugasan sebagai guru kelas, guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, dan guru-guru mata pelajaran di sekolah-sekolah di Balikpapan.
Hamudin bercerita, bahwa ia sudah sejak 1999 menjadi guru honorer. Ia juga pernah ikut tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) namun tak lulus. Namun ia tak pernah putus asa untuk ikut tes. Ia pun yakin harapannya dengan menjadi guru status PPPK kesejahteraan akan lebih baik.
Mulai 2019 lampau, honor guru di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan adalah Rp2,7 juta hingga Rp3 juta.
“Guru honorer tingkat Sekolah Dasar (SD) yang tadinya hanya Rp1,3 juta naik menjadi Rp2,7 juta perbulan. Kemudian guru honorer yang sebelumnya Rp1,8 juta menjadi Rp2,7 juta perbulan. Anggaran tersebut berasal dari APBD Kota,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Balikpapan Muhaimin dalam sebuah kesempatan terpisah.
Jumlah guru honorer yang tercatat oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebanyak 1.300 orang untuk tingkat SD dan SMP. Mereka direkrut untuk memenuhi kekurangan tenaga guru.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022