Surabaya (ANTARA) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar meresmikan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Desa di Universitas Negeri Surabaya, Rabu.
"Di tahap pertama ini ada sebanyak 1.076 peserta dari pegiat desa, kepala desa, perangkat desa BPD, dan Bumdes di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro yang mulai mengikuti perkuliahan," ujarnya di Surabaya, Rabu.
Gus Halim, sapaan akrabnya, juga mengatakan program tersebut bekerja sama dengan Universitas Negeri Yogyakarta sebagai pelaksana.
Pada tahap pertama ini program RPL Desa diperuntukkan bagi program S1 dan masih disiapkan RPL Desa S2 dan S3.
"Untuk S2 dan S3 kami masih menggalang dukungan dari berbagai pihak, di antaranya BUMN. Khusus S3 akan difokuskan bagi kepala desa yang berprestasi," ucapnya.
Dia mengatakan program RPL Desa untuk memberikan afirmasi bagi para pemberdaya yang sudah mengabdikan dirinya.
"Jadi apapun (tugas perangkat desa, red.) yang sudah dilakukan dikonversikan menjadi SKS," kata mantan Ketua DPRD Jatim tersebut.
Baca juga: Kemendes PDTT luncurkan Program RPL Desa tingkatkan SDM perangkat desa
Pada prinsipnya, kata dia, program RPL Desa yang utama terkait dengan legalitas perguruan tinggi dan legalitas mahasiswa.
Untuk legalitas mahasiswa, melalui berbagai tahapan pembobotan yang meliputi sistem tes bahkan wawancara.
"Perkuliahan dilakukan dengan daring dan luring. Ini kombinasi signifikan. Kami melakukan pengawalan penjaminan mutu dan terus memantau agar perkuliahan berjalan sesuai yang direncanakan," tutur dia.
Bupati Bojonegoro Anna Mu'awanah menyebut 1.076 peserta yang berasal dari perangkat desa, kepala desa, BPD, Bumdes, dan pegiat desa ini terbagi tersebar di UNY dan Unesa.
"Adanya kerja sama ini sekaligus mendukung dan mendorong SDM pasca-adanya undang-undang desa, yang mana bertumpu kebijakan anggaran berbasis desa dengan peningkatan setiap tahunnya," kata dia.
Rektor Unesa Prof. Nurhasan mengatakan untuk program ini pihaknya menyiapkan kurikulum khusus, karena pengalaman kerja para perangkat desa ini dikonversikan menjadi sejumlah SKS.
"Program ini kuliahnya khusus, formula khusus dan pendamping maupun dosen khusus pula sehingga mereka bisa kuliah pula agar nantinya mahasiswa dan dosen bisa berkomunikasi," katanya.
Baca juga: Ketua DPD RI minta motivasi perangkat desa ditingkatkan
Baca juga: Ganjar Pranowo diminta menjadi pembina perangkat desa Indonesia
Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022