Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Uni Eropa (EU) untuk Indonesia Vincent Piket menegaskan komitmen EU untuk mendukung Indonesia meraih kesuksesan dalam presidensinya di kelompok 20 ekonomi terbesar dunia itu tahun ini.
Dukungan tak hanya dari EU, tapi juga lima negara anggota yang menjadi bagian dari G20, yakni Jerman, Italia, Prancis, Belanda, dan Spanyol, kata dia.
“Kami bertekad untuk mendukung Indonesia dan mengambil langkah apapun yang dapat dilakukan untuk menyukseskan (presidensi Indonesia),” kata Piket dalam wawancara khusus dengan ANTARA di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bahwa tema presidensi "Recover Together, Recover Stronger" merupakan tema yang sangat tepat, mengingat saat ini dunia masih dibayangi oleh dampak pandemi COVID-19.
Menurut dia, dunia perlu segera pulih dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi, baik secara ekonomi maupun sosial, dan perlu bersiap menghadapi pandemi di masa depan atau krisis lain yang serupa.
Piket juga menyinggung soal ketegangan antara Rusia dan Ukraina dan aksi militer yang dilancarkan Rusia terhadap Ukraina saat ini. Menurutnya, hal tersebut menjadi tantangan bagi tujuan untuk pulih bersama tersebut.
“Untuk pulih bersama, saat ini kita tidak sedang bersama Rusia terkait hal ini. Namun kita akan mencapai tujuan itu, sembari terus membuat kemajuan-kemajuan,” ujarnya.
Dia mengatakan hal yang penting bagi EU adalah ketika negara-negara G20 menggunakan kekuatannya masing-masing untuk mencapai tujuan dalam isu-isu prioritas.
“Masing-masing negara memiliki kontribusi yang dapat diberikan, baik dari segi kebijakan maupun ekonomi dan pendanaan. Tentunya Uni Eropa akan memainkan perannya di sana,” papar Piket.
Indonesia sendiri telah menetapkan tiga isu prioritas dalam presidensinya di G20, yakni penguatan arsitektur kesehatan global, transisi menuju ekonomi dan energi hijau, serta transformasi digital.
Piket menilai bahwa isu-isu prioritas tersebut membawa tantangan tersendiri bagi Indonesia, namun dia percaya bahwa Indonesia akan meraih hasil-hasil konkret dalam ketiga fokus itu.
“Saya rasa Indonesia berada di posisi yang tepat sebagai presiden, karena Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah (middle income country) dan memiliki kemampuan untuk menjembatani negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Di masa lampau, Indonesia telah membuktikan kemampuannya, jadi saya rasa ini dapat menjadi tiket menuju kesuksesan dalam presidensi Anda,” ujarnya.
Baca juga: Dubes EU sebut aksi Rusia di Ukraina bukan operasi militer
Baca juga: Dubes EU: Sanksi Barat akan pengaruhi kemampuan Rusia lanjutkan perang
Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022