Padang (ANTARA News) - Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Padang dr Hannie Masyita mengungkapkan, sebanyak 24 persen jamaah calon haji (calhaj) mengidap darah tinggi.
Berdasarkan hasil pemeriksaaan tim kesehatan di Asrama Haji Tabing hingga keberangkatan kelompok terbang (kloter) VIII, penyakit yang paling banyak ditemukan pada calhaj adalah darah tinggi yang mencapai 24 persen, katanya di Padang, Senin.
Menurut dia, penyakit darah tinggi disebabkan karena pola makan dan gaya hidup, dimana penderita banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan lemak.
Untuk mengantisipasi hal itu, calhaj yang berdasarkan hasil pemeriksaan mengidap darah tinggi telah dibekali obat sebagai persiapan saat berada di Tanah Suci.
Bagi jamaah yang menderita penyakit tersebut diharapkan untuk disiplin dalam menjaga makanan serta meminum obat.
Calhaj juga diminta memperhatikan kondisi kesehatan agar dapat optimal dalam melaksanakan seluruh rangkaian pelaksanaan ibadah haji yang membutuhkan fisik yang sehat.
"Ibadah haji membutuhkan fisik yang kuat, jamaah calon haji harus memperhatikan kesehatannya dan menghindari hal-hal yang akan menyebabkan sakit," kata dia.
Salah satu penyakit yang juga perlu diwaspadai adalah infeksi saluran pernafasan serta batuk.
"Jamaah juga harus mewaspadai terjadinya kekurangan cairan tubuh yang sering dialami tanpa disadari," kata dia menambahkan.
Untuk mengantisipasinya, calhaj harus mengonsumsi air putih minimal empat liter per hari.
Selain itu, diperkirakan pada musim haji tahun ini suhu udara akan turun drastis mencapai enam derajat celcius, sehingga calhaj harus mengantisipasi dengan menyiapkan baju yang tebal.
Ia juga menyarankan agar jamaah tidak mengonsumsi makanan yang mengandung gas seperti soda, kol dan lainnya.
Diharapkan kepada calhaj agar cukup istirahat dan sedapat mungkin tidak melakukan hal-hal yang menguras fisik di luar rangkaian ibadah haji.
Menurut dia, saat jamaah masuk Asrama Haji akan dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir untuk memastikan yang bersangkutan bisa berangkat.
Tes kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik hingga tes kehamilan khusus bagi jamaah perempuan.
Jika ditemukan jamaah yang tidak memenuhi syarat untuk berangkat maka akan ditunda hinga benar-benar sehat, lanjut dia.
Sesuai aturan, calhaj yang mengalami penyakit menular seperti TB paru juga tidak dibenarkan untuk berangkat, karena bisa membahayakan jamaah lainnya.
Selain itu, bagi wanita hamil dapat berangkat jika usia kandungannya 14-26 minggu dengan syarat yang bersangkutan telah memperoleh vaksin meningitis. (IWY/R014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011