Polisi semula mengatakan, sebuah bom menyerang truk sekitar pukul 09.50 waktu setempat (pukul 12.20 WIB) di distrik Dungam, provinsi Kunar, lapor AFP.
Beberapa pejabat kemudian mengatakan, bom kedua juga meledak ketika upaya penyelamatan bagi korban serangan pertama sedang dilakukan.
"Empat orang tewas dalam ledakan pertama," kata Wasifullah Wasifi, seorang juru bicara gubernur provinsi Kunar.
"Dalam serangan kedua, dua orang tewas -- seorang prajurit Afghanistan dan seorang warga sipil, dan dua warga sipil lain cedera," tambahnya.
Ewaz Mohammad Naziri, kepala kepolisian provinsi Kunar, mengkonfirmasi kedua serangan itu serta jumlah korban, dan menyalahkan pemboman itu pada Taliban.
Meski belum ada klaim tanggung jawab segera atas serangan itu, Afghanistan timur merupakan kawasan bergolak dalam perang 10 tahun Taliban melawan pemerintah Afghanistan dukungan Barat dan pasukan asing.
Gerilyawan akhir-akhir ini juga meningkatkan serangan pembunuhan terhadap politikus, termasuk yang menewaskan Ahmed Wali Karzai, adik Presiden Hamid Karzai, di Kandahar pada Juli dan utusan perdamaian Burhanuddin Rabbani di Kabul bulan lalu.
Konflik meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun lalu ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Sebanyak 711 prajurit asing tewas dalam perang di Afghanistan sepanjang tahun lalu, yang menjadikan 2010 sebagai tahun paling mematikan bagi pasukan asing, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas situs independen icasualties.org.
Jumlah kematian sipil juga meningkat, dan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengumumkan bahwa 2.043 warga sipil tewas pada 2010 akibat serangan Taliban dan operasi militer yang ditujukan pada gerilyawan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara berada di Afghanistan untuk membantu pemerintah kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011