Kota Bogor (ANTARA) - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto perlu mengantisipasi bonus demografi sebagai salah satu tantangan masalah kesehatan.
“Ini (bonus demografi) siap atau tidak. Urusannya kekerdilan penyakit menahun dan membangun jaringan paliatif (perawatan bagi pasien yang tidak bisa disembuhkan). Jadi tidak hanya infrastruktur saja,” kata Bima pada sambutan Seminar dan Expo APEKSI yang diselenggarakan 28-30 Maret 2022 di Kota Semarang, Rabu.
Baca juga: Bima Arya serukan optimistis karena pandemi akan berakhir
Baca juga: Mungkinkah mengurangi polusi plastik secara radikal di Indonesia?
Bima Arya mengatakan ujian beberapa tahun ini tidak hanya mengatasi pandemi COVID-19 saja, tetapi menjemput dan menyongsong bonus demografi, dimana usia produktif akan lebih banyak.
Meskipun secara umum pandemi COVID-19 merupakan ujian kepemimpinan, kesehatan dan keimanan.
“Ini ujian yang maha dahsyat, ini ujian tentang kualitas hidup manusia, karena kesehatan dan kualitas hidup itu penting sekali,” katanya.
Wali Kota Bogor ini berharap melalui kegiatan yang menghadirkan para pelaku kesehatan dan pemangku kepentingan daerah di Indonesia, selain untuk berbagi pengalaman juga menjadi ajang mencari ilmu untuk menciptakan dan meningkatkan kualitas kesehatan.
Baca juga: Wali Kota Medan terpilih jadi Ketua Apeksi Komwil 1 Sumatera
Baca juga: Apeksi apresiasi pemerintah pusat dan daerah menangani COVID-19
Seminar Nasional APEKSI yang bertajuk Inovasi Penguatan Kemandirian dan Tata Kelola & Best Practice RSUD tersebut juga menghadirkan Wali Kota Madiun Maidi, Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin, Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, Dirut RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir dan Dirut RSUD Kota Semarang Susi Herawati.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi langkah strategis dalam menjemput masa depan yang lebih normal untuk menjadikan kesehatan sebagai panglima,” katanya.
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022