Untuk mewujudkan itu Indonesia harus siap menghadapi tekanan pasar global, ketahanan kesehatan, dan disrupsi digital
Makassar (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir  memaparkan sejumlah aspek tekanan atau tantangan dalam mewujudkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekuatan ekonomi terbesar pada tahun 2045.

Menteri Erick Thohir saat menyampaikan kuliah umum di Universitas Hasanuddin Makassar, Rabu mengungkap data IMF menunjukkan Indonesia pada 2045 akan menjadi negara yang diprediksi akan menduduki top 10, tepatnya berada pada posisi ke-4 kekuatan ekonomi dunia.

“Ini adalah sebuah cita-cita bangsa, tentu banyak hal yang harus dipersiapkan. Untuk mewujudkan Indonesia 2045, Indonesia harus siap menghadapi tekanan, yakni pasar global, ketahanan kesehatan, dan disrupsi digital," ucapnya.

Terkait ketahanan kesehatan, kata dia, negara lain tidak sedikit yang meragukan Indonesia mampu mengatasi pandemi COVID-19, pada kenyataannya sekarang bisa dilalui dengan baik.

"Pandemi yang kita lalui hingga saat ini telah membuktikan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang terbaik dalam penanganan COVID-19,” jelas Erick Thohir.

Lebih lanjut, Erick Thohir menuturkan Indonesia harus memiliki ekosistem sendiri untuk menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi yang berdampak bagi terbuka lapangan pekerjaan dan peluang usaha, khususnya di kalangan milenial.

Dengan demikian sangat diperlukan adanya peran pemerintah untuk mendorong dan memperkuat hilirisasi, guna mencapai pertumbuhan ekonomi.

“Kita punya target pasar yang besar, bukan waktunya lagi untuk dieksploitasi oleh bangsa lain. Tapi saat ini kita harus mempunyai strategi bagaimana sebuah bangsa dapat memastikan pasar untuk menjadi sasaran produktif bagi bangsa kita sendiri. Tidak lagi hanya sekedar sebagai pelaku konsumtif,” katanya.
Baca juga: Beri kuliah umum di Unhas, Erick Tohir sebut petinggi milenial BUMN
Baca juga: BUMN buka 2.700 lowongan pekerjaan April 2022
Baca juga: Warga pesisir Palembang zikir dan tabligh akbar bersama Menteri BUMN

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022