Jakarta (ANTARA News) - Pembangunan Kilang Tuban di Jawa Timur yang ditargetkan berkapasitas 200.000 barel Bahan Bakar Minyak (BBM) per hari kemungkinan besar ditunda, menyusul sulitnya mencari pemasok peralatannya. Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero), Suroso Atmomartoyo, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa saat ini banyak negara, seperti Vietnam, Afrika dan Timur Tengah sibuk membangun kilang setelah kenaikan harga minyak setahun terakhir ini, sehingga proses pembelian peralatannya harus antri. "Antrinya bisa dua hingga tiga tahun," ujarnya. Padahal, ia mengemukakan, Pertamina merencanakan bisa memulai pembangunan Kilang Tuban pada tahun ini. Menurut dia, kalau pun pemasok peralatannya ada, maka biaya pembangunan Kilang Tuban yang diperkirakan senilai 1,5 miliar hingga dua miliar dolar Amerika Serikat (AS) bisa membengkak hingga dua kali lipat menjadi di atas tiga miliar dolar AS. Selain kesulitan mendapatkan pemasok peralatan, Suroso mengemukakan, Pertamina juga belum mencapai kata sepakat dalam pembangunan kilang dengan mitra bisnis dari Cina, China Petroleum & Chemical Corporation (Sinopec). "Kita bicara dengan mereka, tapi pihak Cina berpikir panjang, karenanya kita bisa cari partner yang lain," tambahnya. Sementara itu, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDN), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan bahwa pemerintah mengharapkan Kilang Tuban bisa segera terwujud. Menurut dia, idealnya pembangunan Kilang Tuban bisa berbarengan dengan selesainya proyek TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indonesia) juga di Tuban dalam waktu dekat. "Karena, lokasinya memang berdekatan," ujarnya. Bahkan, lanjutnya, apabila diperlukan, maka Pertamina bisa mencari mitra selain Sinopec untuk mempercepat pembangunannya. Selain itu, Suroso mengatakan pula, pihaknya akan mulai melaksanakan perbaikan menyeluruh Kilang Balongan mulai 15 Februari 2006. "Kira-kira butuh waktu 15 hingga 20 hari," katanya. Pertamina, lanjutnya, akan menambah impor BBM sambil menunggu selesainya perbaikan kilang itu. "Tambahan impor cuma sedikit, karena konsumsi juga menurun sejak kenaikan BBM tahun lalu," ujarnya. Suroso menambahkan, kapasitas kilang yang normalnya 125.000 barel BBM per hari akan menurun menjadi 60.000 barel per hari akibat perbaikan tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006