Emas di pasar spot terangkat 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 1.922,65 dolar AS per ounce pada pukul 07.44 GMT, setelah logam mencapai level terendah sejak 28 Februari di tengah harapan negosiasi berakhirnya konflik Ukraina. Emas berjangka AS menguat 0,6 persen menjadi diperdagangkan di 1.928,80 dolar AS per ounce.
Analis pasar senior City Index, Matt Simpson mengatakan investor tetap waspada terhadap niat Rusia menyusul janjinya untuk mengurangi "operasi militer" di sekitar Kyiv dan kota lain.
Ukraina bereaksi dengan skeptis, dan beberapa pemerintah Barat khawatir Moskow akan mengintensifkan serangannya di bagian lain negara itu.
Simpson mengatakan emas diuntungkan dari tren pasar mata uang dan obligasi.
Indeks dolar bertahan di dekat level terendah lebih dari satu minggu di sesi sebelumnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga tergelincir dari mendekati tertinggi tiga tahun, dan imbal hasil yang lebih rendah menurunkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
"Dolar yang lebih lemah telah memberikan tingkat dukungan untuk emas," kata Simpson. Ia menambahkan "harga obligasi melambung dari level dukungan utama kemarin yang membantu mendorong imbal hasil lebih rendah meskipun seharusnya reli risk-on terlihat di seluruh ekuitas. Dan itu memberikan pilar dukungan lain untuk emas."
Kepemilikan exchange-traded fund (ETF) yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, turun 0,2 persen menjadi 1.091,44 ton pada Selasa (29/3/2022).
Logam mulia lainnya di pasar spot, perak naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 24,83 dolar AS per ounce, platinum naik 0,1 persen menjadi diperdagangkan di 983,78 dolar AS per ounce, dan palladium turun 0,5 persen menjadi diperdagangkan di 2.137,78 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas berlanjut turun di Asia, pembicaraan Rusia-Ukraina catat kemajuan
Baca juga: Emas anjlok 26,7 dolar tertekan kemajuan pembicaraan damai Ukraina
Baca juga: Emas datar, penguatan dolar dan imbal hasil lawan pembicaraan Ukraina
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022