Luhut dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Tingkat Menteri di Jakarta, Selasa, mengatakan kedua destinasi itu dapat dikembangkan menjadi destinasi yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi dengan target wisatawan high spender (minat belanja tinggi) baik nusantara maupun mancanegara.
"Target wisatawan high spender tersebut akan memberikan dampak pendapatan pariwisata yang lebih tinggi," kata Luhut dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Guna mengoptimalisasikan potensi itu, Luhut menegaskan harus tersedia aksesibilitas yang memadai, amenitas yang memenuhi standar, atraksi yang menarik, serta fasilitas layanan pariwisata lainnya.
Baca juga: Presiden buka opsi akses KEK Likupang saat resmikan Tol Manado-Bitung
Sejalan dengan itu semua, dukungan investasi pun menjadi penting untuk pembiayaan pengembangan fasilitas tersebut.
"Rencana Induk yang disusun dengan baik mengandung keseluruhan aspek tersebut, beserta rencana pengembangan pariwisata yang terintegrasi antara destinasi, infrastruktur, kelestarian lingkungan, tata ruang wilayah serta potensi investasi," jelasnya.
Luhut menjelaskan, Rencana Induk harus mampu memetakan potensi-potensi yang membutuhkan investasi sehingga lebih mudah untuk ditawarkan kepada investor.
Oleh karena itu, ia yakin Rencana Induk yang disusun telah mempertimbangkan aspek-aspek berkelanjutan seperti ekonomi biru, hijau, dan sirkular hingga mendukung inklusivitas.
"Tentu ini akan menjadi nilai tambah pariwisata dan poin promosi investasi yang baik yang sejalan dengan semakin pesatnya green-investing," imbuhnya.
Selain itu, lanjut Luhut, Rencana Induk juga harus berperan sebagai pedoman bagi perencanaan arah pembangunan kepariwisataan, pengembangan infrastruktur, pemanfaatan sumber daya alam kehutanan dan kemaritiman, serta pemetaan kebutuhan sumber daya manusia, sejak saat ini hingga 25 tahun ke depan.
Apabila dijalankan dengan baik, maka realisasi Rencana Induk ini akan berdampak luas bagi kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Damri mulai layani trayek di kawasan pariwisata Bangka Belitung
"Yang dimulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan permintaan terhadap produk UKM/IKM/Artisan hingga potensi peningkatan usaha di bidang jasa pariwisata," ungkapnya.
Lebih jauh, Luhut memaparkan besarnya manfaat dari dua dokumen yang dirancang tersebut, sejatinya bisa menjadi acuan semua pihak semua untuk mempercepat pembangunan di Destinasi Pariwisata Nasional.
Maka, dokumen tersebut harus menjadi pedoman bagi siapa saja yang akan mengembangkan destinasi pariwisata, baik itu sektor pemerintahan, swasta, akademisi, hingga seluruh masyarakat.
"Saya berharap dokumen ini dapat segera direalisasikan. Seluruh perangkat pusat dan daerah yang terkait agar bekerja dengan sungguh-sungguh. Realisasikan dengan passion dan mendetail. Konsep besar telah dikembangkan oleh konsultan, saatnya urusan detail dan implementasi menjadi tanggung jawab kita," tuturnya.
Luhut juga meminta semua pihak di pemerintahan untuk dapat menyelesaikan terlebih dahulu seluruh hambatan yang ada, terutama hambatan lahan yang sering mengganggu rencana pembangunan.
"Mari kita wujudkan Manado - Likupang dan Bangka Belitung sebagai destinasi wisata yang inklusif, berdaya saing dan mampu memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan secara berkelanjutan. Saya titip kepada Pak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk semakin menggaungkan kampanye
#BanggaBerwisatadiIndonesiaAja secara lebih masif," pesannya.
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022