... Dalam sekali terbang, ratusan jemaah haji itu bisa berangkat ke Tanah Suci menjadi tamu Allah SWT....

Banda Aceh (ANTARA News) - Pesawat komersial gigantis, Boeing B-747-400 Jumbo Jet mendarat untuk pertama kalinya di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Aceh. Ratusan warga dari berbagai daerah di ibukota provinsi Aceh dan pengantar jamaah haji menyaksikan pendaratan perdana pesawat terbang itu.

Salah seorang warga, Syahrul (42), Minggu, mengakui sengaja datang ke Bandara SIM bersama seluruh anggota keluarganya untuk melihat langsung mendaratnya pesawat berbadan besar di bandara yang dibangun kembali pascabencana gempa dan tsunami 26 Desember 2004.

Kedatangan pesawat yang dikontrak maskapai penerbangan Garuda Indonesia itu juga disambut secara adat oleh pejabat di jajaran Pemerintahan Provinsi Aceh seperti Sekda T Setia Budi, Wakil ketua DPRA Sulaiman Abda, Bupati Aceh Besar Bukhari Daud dan Wakil wali kota Banda Aceh Illiza Sa'aduddin Djamal.

Didampingi tokoh-tokoh masyarakat Aceh lainny, para pejabat tersebut juga melaksanakan upacara adat dengan melakukan tepung tawar (peusijuk) pesawat dan krunya itu.

Pesawat boeing 747-400 yang dipiloti Kapten Yose Carmona asal Spanyol dan Co.pilot Raul Baregon tiba di bandara SIM pukul 06.30 WIB dan lepaslandas kembali pukul 8.45 WIB menuju Arab Saudi dengan membawa 455 jamaah haji kloter Aceh. Dalam sekali terbang, ratusan jemaah haji itu bisa berangkat ke Tanah Suci menjadi tamu Allah SWT.

"Ini momentum bersejarah masyarakat Aceh khususnya Bandara SIM Blangbintang untuk pertama kalinya didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 747-400 yang berkapasitas 455 orang," kata Syahrul.

"Kami mendengar sebelum mendaratnya pesawat boeing 747-400 itu pihak perhubungan dan maskapai penerbangan tersebut melakukan pemeriksaan landasan pacu secara teliti guna mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan," katanya lagi.

Sebetulnya, pesawat terbang raksasa dari tipe lain --hampir semuanya pesawat terbang militer-- sudah berkali-kali mendarat di Bandar Udara SIM saat bantuan internasional deras mengalir menyusul tsunami Aceh pada akhir 2004 hingga awal 2005.

Di antara mereka adalah C-5A Galaxy dari Angkatan Udara Amerika Serikat, C-141 Starlifter dari militer beberapa negara, Ilyushin Il-76 dari Angkatan Udara Rusia, dan beberapa yang lain. Seluruh proses pendaratan, parkir, pengaturan jadual, hingga penerbangan kembali mereka ditangani secara profesional oleh personel Korps Pasukan Khas TNI-AU, dan dinas-dinas lain di dalam tubuh TNI-AU. (ANT)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011