Bandung (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia (DI) kembali menyerahkan satu unit pesawat CN-235 versi VIP kepada Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), setelah sebelumnya pesawat serupa pesanan TUDM telah diserahkan pada 10 Agustus 2005 lalu. Serahterima pesawat CN-235 VIP itu dilakukan oleh Dirut PT DI, M Nuril Fuad kepada Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Jenderal Dato` Sri Nik Ismail bin Nik Mohamed, dengan disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Sugiharto di hanggar CN-235 PT DI di Bandung, Jabar, Selasa. Menurut Dirut PT DI, rencananya Rabu (15/2) pagi pesawat pesanan TUDM itu tiba di Malaysia pada siang hari. "Bila tidak ada aral melintang, pesawat tersebut akan tiba di Malaysia pada Rabu (15/2) siang," katanya. Dikatakan dia, nilai kontrak kedua pesawat CN-235 versi VIP mencapai 34,23 juta dolar AS. "Total nilai kontrak PT DI dari penjualan pesawat terbang CN-235 kepada Malaysia mencapai 135,52 juta dolar AS. Terdiri dari kontrak pertama enam unit CN-235 versi Military Transport dan dua unit CN-235 versi VIP," katanya. Pesawat CN-235 VIP pesanan TUDM itu, kata dia, merupakan produksi khusus pesanan dengan sejumlah keistimewaan, antara lain terdapat empat unit kursi luks yang sandarannya berlapis emas serta sejumlah keistimewaan yang menyajikan kenyamanan dan kemewahan lainnya. Sementara itu, Menteri BUMN Sugiharto mengatakan serahterima pesawat CN-235 VIP pesanan Malaysia itu merupakan bukti masih berdiri dan berproduksinya perusahaan pesawat terbang Indonesia. "Pesawat itu merupakan hasil karya putra bangsa Indonesia dan menjadi kebanggaan rakyat Indonesia, karena perusahaan itu masih berdiri dan berproduksi dengan baik," katanya. Untuk itu, kata dia, pihaknya berharap PT DI untuk terus meningkatkan kemampuan yang lebih baik lagi dalam memproduksi pesawat terbang, apalagi PT DI masih memiliki versi pesawat terbang lain yang belum diproduksi, yakni jenis Gatotgaca dan Krincingwesi. Dalam kesempatan itu, menteri mengemukakan pihaknya sangat berharap instansi lain di Indonesia jangan merasa ragu untuk menggunakan pesawat terbang buatan dalam negeri. "Saya berharap TNI dan Polri juga menggunakan pesawat terbang sejenis untuk operasionalnya, apalagi anggaran mereka sebesar Rp40 triliun sebagian bisa dibelanjakan pesawat terbang produk bangsa sendiri," katanya. Ia menegaskan instansi militer, Polri maupun perusahaan penerbangan komersial, jangan merasa ragu dan harus percaya terhadap produk PT Dirgantara Indonesia tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Panglima Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) Jenderal Dato` Sri Nik Ismail bin Nik Mohamed menilai pesawat CN-235 VIP pesanannya sangat cemerlang sekali dalam segi produk maupun kualitasnya. "Saya katakan pesawat itu sangat cemerlang sekali dan kualitasnya tidak diragukan lagi. Mengingat sejak jajaran tentara udara kami memiliki pesawat CN-235 yang sudah terbang sekitar 4.000 jam, tidak ada masalah teknis maupun hambatan lainnya," kata dia. Ia mengatakan kerjasama pembelian pesawat terbang produk PT DI itu juga merupakan bagian peningkatan hubungan bilateral kedua negara. "Kami akan terus menjalin kerjasama kedua negara, apalagi kami juga masih membutuhkan bidang teknisi dan komponen pesawat CN-235 dari Indonesia," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006