Kupang (ANTARA) - Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengimbau warga di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mewaspadai ancaman cuaca ekstrem yang muncul di masa peralihan musim hujan ke musim kemarau di daerah itu.
"Hujan lebat disertai angin kencang masih berpotensi melanda wilayah NTT di masa peralihan musim ini sehingga warga NTT perlu tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa.
Ia mengatakan hal itu berkaitan prospek cuaca dan peringatan dini cuaca di wilayah NTT selama satu pekan ke depan (29 Maret-4pril)
Agung menjelaskan saat ini kondisi kelembapan di wilayah NTT cukup tinggi disertai kondisi labilitas lokal yang kuat di masa peralihan musim hujan ke kemarau.
Baca juga: BMKG sebut hujan deras masih berpotensi melanda NTT
Baca juga: BMKG: Waspada cuaca ekstrem akibat potensi bibit siklon di Laut Sawu
Kondisi tersebut, kata dia, dapat memicu terjadinya cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai dengan munculnya petir dan angin kencang berdurasi singkat, puting beliung, maupun hujan es.
Agung mengimbau warga agar tetap meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir, banjir bandang, maupun dampak lain yang menyertai seperti sambaran petir, pohon tumbang.
"Masyarakat harus tetap waspadai akan potensi bencana sehingga dampak kerugian bisa diminimalisir," katanya.
Ia mempersilahkan masyarakat agar terus memantau perkembangan cuaca untuk memahami kondisi di daerah dengan mengakses layanan informasi yang tersedia selama 24 jam melalui kanal komunikasi yang disiapkan yaitu nomor kontak (0380)881613 atau whatsapp 081139404264.
Selain itu juga bisa melalui website: meteoeltari.com; email: met_kupang@yahoo.com, maupun aplikasi mobile INFO BMKG, ujar Agung Sudiono Abadi.
Baca juga: BMKG: Hujan deras berpeluang melanda NTT tiga hari ke depan
Baca juga: BMKG sebar informasi cuaca khusus selama side event G20 di Labuan Bajo
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022