Seoul (ANTARA News/AFP) - Militer Korea Utara (Korut) pada Sabtu mengancam akan melakukan pembalasan terhadap aksi-aksi "provokatif" Korea Selatan (Korsel), termasuk selebaran propaganda melintasi perbatasan.

Peringatan itu dikeluarkan saat para aktivis di Korsel menentang rencana rezim yang tertutup itu untuk menembaki balon-balon yang membawa selebaran-selebaran melintas perbatasan pada saat ulang tahun ke-66 perayaan partai komunis berkuasa pada Senin.

"Pihak Korut mengingatkan Korsel sekali lagi bahwa militer dan rakyat DPRK ( Korut) terpaksa melakukan pembalasan fisik terhadap gerakan-gerakan perang provokatif Korsel yang terur menerus," kata satu pernyataan yang dikeluarkan Kantor berita resmi KCNA (Korean Central News Agency), Sabtu.

Peringatan itu disampaikan oleh ketua delegasi Korut pada perundigan militer tingkat jendral antar-Korea, tambah KCNA.

"Tindakan-tindakan sembrono unsur-unsur konfrontasi anti-DPRK untuk memfitnah markas besar sistem revolusi dan sosialis kami telah mencapai pada tahap yang tidak bisa ditoleransi,"kata pernyataan itu.

Pernyataan itu juga menuduh kapal-kapal perang Korsel memasuki perairan Korut di Laut Kuning -- lebih dari 80 kali dalam September saja.

Perbatasan laut yang disengketakan di Laut Kuning menjadi titik rawan di mana baku tembak angkatan laut yang berdarah meletus antara kedua pihak tahun 1999 dan 2002 dan angkatan laut kedua negara terlibat baku tembak tahun 2009.

Sepekan sebelumnya,Korut marah pada Korsel karena menyiarkan propaganda melalui pengeras suara di seberang perbatasan, memperingatkan "hukuman tanpa kenal ampun" oleh militer jika kampanye itu tetap dilakukan.

Korut sering mengancam akan menembak lokasi-lolaksi di mana para aktivis Korsel menyebarkan selebaran-selebaran anti-Pyongyang, cakram video digital (DVD) dan radio-radio kecil.

Kedua negara pada tahun 2004 sepakat untuk menghentikan propaganda lintas perbatasan tingkat negara.

Kementerian pertahanan Korsel menolak memberikan komentar mengenai operasi-operasi psikologis, dengan mengatakan itu adalah rahasia.

Tetapi, Korsel memulai kembali siaran "Suara Kebebasan" setelah menuduh Korut menorpedo sebuah kapal perang Korsel Maret 2010 yang menwwaskan 46 pelaut.

Selebaran yang diluncurkan militer Korsel berakhir tahun 2000 ketika hubungan membaik tetapi dimulai kembali setelah Korut menembaki satu pulau perbatasan November tahun lalu yang menwwaskan empat warga Korsel.

Kelompok-kelompok aktivis swasta dan para pembelot juga melakukan penyebaran selebaran-selebaran dan DVD-DVD mereka sendiri , yang mengecam rezim Korut dan pemimpin Kim Jong-Il dan seruan dilakukan pemberontakan gaya Arab.
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011