Manado (ANTARA News) - Hujan lebat sejak Senin siang hingga Selasa dinihari di Sulut, menyebabkan ribuan rumah di sejumlah kota dan kabupaten di propinsi itu terendam banjir dan dilaporkan sedikitnya lima orang tewas akibat bencana tersebut. Karo Pemerintahan dan Humas Propinsi Sulut, Edwin Silangen, kepada ANTARA di Manado, Selasa, mengatakan, selain lima korban tewas, tiga orang lainnya sedang dalam pencarian. Edwin Silangen yang didampingi Kepala Kesatuan Bangsa Sulut, J Mongakeren, tidak merinci lebih lanjut nama-nama korban dan lokasi bencana alam yang menelan korban meninggal dunia itu. Banjir terparah terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa dan Kota Manado, kata Edwin Silangen, sambil menambahkan, tanah longsor juga terjadi disejumlah tempat di Kota Tomohon. Silangen mengatakan, akibat banjir dan tanah longsor, sejumlah sarana dan prasarana umum mengalami kerusakan seperti Jembatan Tambala, di Tombariri, Kabupaten Minahasa. Adanya bencana alam itu, pemerintah propinsi telah mengambil langkah-langkah tertentu, antara lain membuat jembatan darurat, menurunkan alat-alat beras membersihkan badan jalan dari tumpakan tanah longsor. Disamping itu, sejak Senin (13/2) malam, beberapa tempat atau lokasi bencana banjir dan tanah longsor telah diberikan bantuan beras 500 kilogram untuk meringankan beban masyarakat. Pemantauan ANTARA di Kota Manado, bencana banjir tersebut antara lain terjadi di Kelurahan Ketang Baru, Paal 2, Malalayang I, Ternate Tanjung, Tanjung Batu, Wawonasa, Sario Kota Baru, Tikala. Sementara di Kabupaten Minahasa Selatan, terjadi di Desa Lelema, Popontolen, Tombariri dan Desa Maruasey. Warga Korban banjir di Kota Manado, mengungsi di gereja, masjid, balai pertemuan umum serta sarana sosial lain serta dirumah-rumah keluarga korban yang tidak terkena banjir. Pada beberapa tempat tertentu juga telah dibangun Posko bencana oleh masyarakat setempat untuk membantu proses penyaluran bantuan bagi korban dan menggalang bantuan dari masyarakat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006