London (ANTARA News) - Pemerintah Denmark sepatutnya meminta maaf secara resmi kepada umat Muslim atas perbuatan yang tak bertanggung jawab yaitu pemuatan karikatur Nabi Mohammad untuk mencegah terjadinya kerusuhan demikian dikatakan oleh duta besar Suriah untuk London, Senin.
"Saya fikir sudah waktunya bagi pemerintah Denmark untuk meminta maaf secara resmi kepada seluruh umat Islam di dunia agar dapat menghindari kerusuhan berkelanjutan dan untuk menyampaikan sikap mereka terhadap pemuatan karikatur yang tidak bertanggung jawab itu."
kata Sami Khiyami kepada Reuters dalam satu wawancara.
Khiyami mengatakan pemerintah Suriah telah meminta maaf kepada pemerintah Denmark dan menyatakan bersedia untuk membayar ganti kerugian atas segala kerusakan yang dilakukan pengunjuk rasa di kedutaan besar Denmark di damascus awal bulan ini.
Ia mengatakan para pengunjuk rasa tersebut telah mengejutkan aparat keamanan setempat saat membakar bendera dan benda-benda simbol negara Denmark dan negara-negara Skandinavia lainnya.
"Apa yang terjadi saat itu ialah aparat keamanan sama sekali tidak menyangka para demonstran mulai membakar atau merusak simbol-simbol negara Denmark," katanya.
Khiyami mengatakan para duta besar Arab di Copenhagen telah meminta diadakan pertemuan dengan pemerintah Denmark dalam hal ini Departemen Luar Negri tak lama setelah pemuatan karikatur di harian Denmark untuk pertama kalinya September tahun lalu namun permitaan tersebut ditolak.
"Seandainya telah terjadi pertemuan pada Oktober atau November lalu maka krisis dan ketegangan yang terjadi saat ini dapat diperkecil bahkan mungkin ditiadakan cukup hanya alasadengan pernyataan yang ringkas, singkat dan sederhana dari Departemen luar negri Denmark," kata Khiyami lagi.
Sebanyak 12 karikatur yang dimuat ulang di hampir seluruh negara Eropa telah membangkitkan amarah masyarakat Muslim yang mempercayai setiap penggambaran Nabi Mohammad sebagai hal yang tidak dibenarkan terlebih-lebih dengan penggambaran Nabi sebagai teroris.
Pengunjuk rasa yang marah telah menyerang kantor perwakilan Denmark, di Damascus, Beirut dan Tehran mengenai karikatur tersebut.
Rakyat DenmarK menemukan diri mereka menjadi pusat dari kerusuhan dengan aksi boikot terhadap semua produk Denmark di sejumlah negara.
Denmark telah menarik staff diplomatiknya dari Iran, Indonesia dengan alasan demi keselamatan dan keamanan serta dari Suriah karena adanya anggapan aparat keamanann di negara itu tidak sanggup memberikan perlindungan yang memadai .
Menurut Khiyami sikap pemerintah Denmark mendua.
"Pertama ingin menjaga hubungan baik dengan kelompok kanan dengan cara memberikan penghormatan bagi kebebasan berekspresi yang justru akhirnya menjadi bumerang," kata Khiyami.
Dalam upaya memperbaiki suasana akibat pemuatan karikatur yang kontroversial itu maka menteri luar negri Uni Eropa Javier Solana melakukan kunjungan ke Timur Tengah ke Arab Saudi, tempat kelahiran Islam.
"Kita harus memastikan hal ini tidak akan terulang lagi dikemudian hari, karena kita semua saling membutuhkan."
Menteri luar negri Amerika Serikat, Condoleezza Rice telah menuduh Suriah dan Iran menghasut amarah masyarakat Muslim terhadap dunia Barat atas karikatur tersebut dan mengatakan situasi dapat lepas kendali, Reuters melaporkan.
Khiyami mengatakan "Sejumlah orang di pemerintahan AS berusaha melakukan penekanan terhadap Suriah walaupun mereka tahu bahwa Suriah tak ada sangkut pautnya dengan hal itu."
"Dan semua hal yang dapat mengkampanyekan Suriah ke hal-hal yang negatif maka selalu disambut baik oleh Washington."(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006