Keluarga dan masyarakat langsung berteriak histeris sambil mengawal mobil jenazah hingga tepat berhenti di depan rumah duka.Konawe (ANTARA) - Keluarga, kerabat, dan handai tolan menangis histeris saat jenazah almarhum Letnan Satu (Lettu) Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal tiba di rumah duka di Desa Anggotoa, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Senin malam.
Jenazah tiba di rumah duka pada pukul 19.00 WITA.
Keluarga dan masyarakat langsung berteriak histeris sambil mengawal mobil jenazah hingga tepat berhenti di depan rumah duka.
Tangisan keluarga dan kerabat pecah saat jenazah dikeluarkan dari dalam mobil jenazah, bahkan akibat padatnya pelayat membuat aparat kesulitan mengatur di rumah duka.
Masyarakat terlihat menangis histeris dan tak bisa menahan kesedihan ketika putra terbaik di daerah mereka tiba di rumah duka.
Ribuan keluarga dan masyarakat ikut menyambut kedatangan jenazah almarhum Lettu Marinir (Anumerta) Muhammad Iqbal di rumah duka di desa tersebut.
Keluarga dan kerabat berjejer mulai di jalan poros desa tersebut hingga masuk ke lorong rumah duka almarhum sekitar 100 meter, untuk menyambut kedatangan jenazah korban.
"Mohon pengertian keluarga pelayat yang berada di jalan poros menuju lorong rumah duka, mohon sekali pengertiannya supaya berjalan lancar proses penerimaan jenazah," ujar salah satu keluarga menggunakan pengeras suara.
Sebelumnya, dua prajurit marinir TNI AL diserang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Pos Satgas Mupe Yonif Marinir-33 di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (26/3). Keduanya dipulangkan ke daerah asalnya untuk dimakamkan.
Almarhum Muhammad Iqbal merupakan salah satu prajurit yang gugur akibat serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Pimpinan Egianus Kogoya di Papua, Sabtu (26/3) sore, dengan menggunakan pelontar granat.
Akibat serangan tersebut almarhum Lettu Anumerta Iqbal gugur. Prajurit kebanggaan Sulawesi Tenggara ini lahir di Anggotoa, 26 November 1994. Terakhir almarhum menjabat Danton Ban Kipan A.
Almarhum merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara pasangan ibu Hartini dan Bapak Maris.
Hingga berita ini dinaikkan pukul 19.30 WITA, jenazah almarhum tengah dilakukan prosesi adat penerima jenazah di rumah duka.
Usai adat penerimaan jenazah, selanjutnya akan dishalatkan lalu dimakamkan secara militer.
Baca juga: Dua prajurit TNI AL yang gugur di Nduga naik pangkat anumerta
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022