Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang spot antarbank Jakarta Jumat sore melemah setelah Moody's menurunkan peringkat 12 institusi keuangan di Inggris yang mendorong dolar menguat terhadap euro.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tertekan ke posisi 8.900 per dolar AS atau turun 10 poin dibanding posisi sebelumnya 8.890.
"Berita negatif mengenai turunnya peringkat 12 bank di Inggris menambah sentimen negatif bagi pasar di Indonesia sehingga rupiah kembali melemah," kata analis Asjaya Indosurya Securities, Adha Mubarak di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, kondisi global yang masih bergejolak memicu pelaku pasar menempatkan dananya pada mata uang yang dirasa aman seperti dolar AS.
"Kondisi saat ini pelaku pasar cenderung memegang dolar AS karena dapat menjaga nilai tukar," ujar dia.
Meski demikian, lanjut dia, nilai tukar rupiah masih dalam kondisi yang wajar karena operasi Bank Indonesia (BI) dalam menstabilkan pasar.
"Intervensi dari BI cukup berarti dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Analis valas Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih menambahkan, BI akan terus menjaga nilai tukar agar tidak tertekan terlalu dalam seiring kondisi global yang belum kondusif.
Ia mengatakan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menganggap wajar penurunan kepemilikan surat utang negara (SUN) oleh investor asing saat ini, dan tetap meyakini setelah gejolak berakhir investor akan kembali lagi ke Indonesia, seiring dengan indikator makro, khususnya fiskal yang masih kuat.
"Penjualan oleh asing ini sudah diantisipasi sebelumnya, dan kebijakan intervensi valas dan SUN BI berhasil menahan naiknya imbal hasil, bahkan cenderung turun untuk SUN dengan tenor jangka panjang di atas 10 tahun," katanya.
Sementara itu, kurs tengah BI pada Jumat (7/10) tercatat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS menjadi 8.968 dibanding pada hari sebelumnya 8.925.
(KR-ZMF/A039)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011