Islamabad (ANTARA News/Reuters) - Pakistan mendesak Afghanistan untuk bertindak dengan tanggung jawab setelah Kabul menuding Islamabad mendalangi pembunuhan kepala utusan perdamaian Afghanistan.

Pakistan dengan marah menolak tudingan-tudingan bahwa badan mata-matanya berada di belakang pembunuhan Burhanuddin Rabbani oleh pelaku bom bunuh diri yang menyembunyikan bahan peledak di penutup kepalanya dan berlaku sebagai wakil Taliban dengan satu pesan rekonsiliasi pada 20 September.

"Harapan kami siapapun khususnya mereka yang berada di posisi otoritas di Afghanistan akan menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab," kata wanita juru bicara kantor Kementerian Luar Negeri Tehmina Janjua dalam jumpa pers. "Bukan lagi waktunya menuding, bermain politik atau cari-cari perhatian."

Pakistan berada dalam posisi defensif sejak pejabat militer Amerika Serikat menuduh badan intelejennya "Inter-Services Intelligence (ISI)" mendukung satu serangan pada 13 September yang dilakukan kelompok militan Haqqani sekutu Taliban atas kedutaan besar AS di Kabul.

Warga Afghanistan sudah lama menaruh curiga atas maksud-maksud Pakistan di negeri mereka dan mempertanyakan janjinya untuk membantu membawa perdamaian.

Para pejabat senior Afghanistan telah menuduh ISI mendalangi pembunuhan Rabbani, mantan presiden Afghanistan.

Presiden Hamid Karzai telah mengatakan ada hubungan Pakistan dengan pembunuhan itu dan para penyidik yang ditunjuknya percaya pembunuh adalah warga Pakistan dan pemboman bunuh diri dirancang di Pakistan.

Para Rabu, badan intelejen Afghanistan mengatakan pihaknya menggagalkan persekongkolan untuk membunuh Karzai setelah menangkap seorang pengawal dan lima orang yang mempunyai hubungan dengan jaringan Haqqani dan Al Qaida.

Di antara mereka yang turut dalam persekongkolan itu ialah mahasiswa dan seorang guru besar medis. Mereka dilatih untuk melancarkan serangan-serangan di Kabul dan telah merekrut para pengawal Karzai untuk membunuh presiden itu, kata Direktorat Keamanan Nasional (NDS).

Pakistan tampak terisolasi sejak Karzai menandatangani persetujuan dengan pesaingnya India pekan ini. Perjanjian ini menyiratkan penguatan hubungan resmi yang mungkin menambah keprihatinan Pakistan bahwa India bersaing untuk menaikkan pamor di Afghanistan.

Janjua tidak berkomentar atas perjanjian yang dibuat Karzai dengan India tetapi ia menyatakan perjanjian itu bisa menimbulkan instabilitas regional bertambah.

"Hal paling penting yang kami ingin garisbawahi adalah dalam kaitan setiap hubungan, prinsip fundamental menjamain stabilitas di kawasan itu harus dipertimbangkan masak-masak," katanya.

Pakistan telah lama takut akan India yang bermusuhan atas tapal batas bagian timurnya dan Afghanistan yang pro India atas tapal batas bagian baratnya.

(Uu. M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011