"Tadi kita sudah menetapkan untuk pembangunan rel kereta api dari ujung ke ujung pulau sepanjang 2.000 Km, sudah ada yang mau mendanai dan sudah siap," ujarnya seusai rapat MP3EI koridor Sulawesi di Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, pembangunan jalur rel KA merupakan usulan inisiatif baru dalam pengembangan koridor Sulawesi terkait MP3EI, untuk menjadikan Sulawesi sebagai salah satu daerah basis produksi pangan terutama beras.
"Ini nanti dari Sulawesi Utara ke Sulawesi Selatan. Kita ingin menjadikan Sulawesi sebagai basis pangan, karena kita menginginkan surplus beras lima juta ton dari sana, jadi kita tidak perlu kuatir kekurangan beras," ujar Fadel.
Menurut dia, investor asal Rusia siap untuk membangun jalur tersebut dan desain perencanaan jalur rel ganda KA yang akan berfungsi sebagai sarana konektivitas antar wilayah itu telah dipersiapkan.
"Angka belum difinalkan, sudah kita siapkan desain perencanaan. Kita prioritaskan mereka untuk membangun yang ada disekitar lahan rel kereta. Ini semua untuk membangun industri pertanian," kata Fadel.
Dalam Dokumen MP3EI, terkait dengan pembangunan Koridor ekonomi Sulawesi telah diindentifikasi rencana untuk kegiatan ekonomi utama yaitu pertanian pangan, kakao, perikanan, pertambangan nikel dan migas serta sarana infrastruktur pendukung sekitar Rp309 triliun.
Namun, mayoritas rencana investasi tersebut masih terkait dengan kegiatan ekonomi utama pertambangan nikel.
Disamping investasi tersebut, ada beberapa kegiatan yang bukan merupakan kegiatan ekonomi utama di koridor ekonomi Sulawesi, tetapi menjadi bagian dari 22 kegiatan ekonomi utama.
Kegiatan tersebut seperti tembaga, besi baja, makanan minuman, kelapa sawit, karet, tekstil perkayuan dan pariwisata yang difokuskan pada lima destinasi pariwisata nasional dengan investasi Rp30,5 triliun.
Selain itu, ada pula investasi dari beberapa kegiatan di luar 22 kegiatan ekonomi utama yang dikembangkan pada MP3EI koridor Sulawesi seperti emas dan petrokimia senilai Rp15 triliun.
Ketua Kelompok Kerja Konektivitas MP3EI, Lukita Dinarsyah Tuwo, menambahkan pemerintah akan meningkatkan pembenahan sarana infrastruktur dalam bidang pertanian untuk mengejar target ketahanan pangan terutama pada koridor Sulawesi.
Terkait penambahan rencana kegiatan dan pembenahan infrastruktur untuk koridor ini selain yang tercantum pada dokumen MP3EI, menurut dia, dimungkinkan karena pemerintah provinsi maupun daerah lebih mengetahui kondisi dan situasi yang terjadi di wilayahnya.
"Ini baru koridor yang pertama, kita baru mendengarkan dari Sulawesi nanti kita dengarkan dari yang lain. Perubahan tidak selalu artinya diubah tapi bisa juga menambah, bisa saja penambahan karena daerah lebih tahu apa yang dibutuhkan," demikian Lukita.(*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011