Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar usai berziarah ke makam KH Zaenal Musthofa menyampaikan perjuangan pahlawan nasional itu patut jadi teladan bagi seluruh anak bangsa.
“KH Zaenal Musthofa ini patut kita teladani spirit-nya (semangatnya), ghirah-nya (kehendak), dan keberanian serta keikhlasan untuk berjuang harus tertanam dalam seluruh jantung dan urat nadi perjuangan kita,” kata Muhaimin sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Ia sendiri mengaku berharap dapat melanjutkan perjuangan pahlawan kelahiran Tasikmalaya itu.
“Saya pribadi berharap bisa melanjutkan perjuangan, keberanian, dan ketangguhan KH Zaenal Musthofa. Keikhlasan beliau dalam mengabdikan kebenaran, kepada NKRI, kepada umat Islam, dan mengabdikan kepada bangsa dan negara,” sebut Muhaimin.
Nilai-nilai perjuangan dan semangat itu yang harus selalu diingat dan diteruskan oleh masyarakat, ia menambahkan.
“Spirit ini harus kita berikan apresiasi khususnya kepada keluarga yang terus melanjutkan perjuangan KH Zaenal Musthofa di berbagai sendi kehidupan khususnya pendidikan,” kata Wakil Ketua DPR yang populer dengan nama Cak Imin itu.
Baca juga: Golkar sampaikan duka cita meninggalnya Ichsan Firdaus
Baca juga: Ketua MPR: Ichsan Firdaus wafat saat menyelesaikan program doktor
Baca juga: Muhaimin Iskandar tegaskan komitmen perjuangkan kesejahteraan rakyat
Muhaimin berziarah ke makam KH Zaenal Musthofa di Taman Makam Pahlawan (TMP) Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (26/3). Kunjungan itu mengawali kegiatannya di Tasikmalaya.
Muhaimin berziarah bersama Anggota DPR RI M Hasanuddin Wahid, Ketua Fraksi PKB DPR RI Cucun Syamsurijal, Anggota DPR RI Acep Adang, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda, dan sejumlah Anggota DPRD Jawa Barat dan Tasikmalaya dari Fraksi PKB.
“Alhamdulilah kami diberi kesempatan penghormatan untuk menyerap inspirasi, semangat, spiritualitas perjuangan KH Zaenal Musthofa yang harus tetap dihidupi,” kata dia di TMP Tasikmalaya dikutip dari siaran tertulis yang sama.
KH Zaenal Musthofa merupakan seorang pemimpin pesantren dan pejuang yang memberontak terhadap penjajah Hindia Belanda dan Jepang. KH Zaenal, putra daerah Tasikmalaya yang punya nama kecil Hudaemi, lahir di Bageur, Singaparna, pada 1889, dan wafat di Jakarta pada 1944.
Dalam menyuarakan perlawanannya terhadap penjajah, KH Zaenal Musthofa sempat dipenjara oleh Hindia Belanda pada 1941. Ia dianggap telah menghasut rakyat untuk memberontak lewat khotbah dan ceramah-ceramahnya.
Meskipun sempat bebas, KH Zaenal kembali dipenjara oleh Belanda pada 1942, kemudian ia dibebaskan oleh Jepang.
Namun, KH Zaenal Musthofa menolak tunduk pada fasisme Jepang. Ia pun memimpin perjuangan rakyat yang kemudian dikenal dengan Pemberontakan Singaparna.
Akibat insiden itu, puluhan santri tewas. KH Zaenal bersama 23 santrinya dibawa ke Jakarta untuk diadili. Namun sejak saat itu, riwayatnya hilang tidak diketahui.
Kemudian, Kepala Ereveld Ancol, Jakarta, menyampaikan KH Zaenal Musthofa telah dieksekusi pada 25 Oktober 1944. Ia pun dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol, Jakarta.
Keberadaan makamnya ditemukan pada 1973 berkat penelusuran salah satu santrinya, Kolonel Syarif Hidayat.
Jasad KH Zaenal dan santri-santrinya pun dipindahkan ke Tasikmalaya pada 25 Agustus 1973.
KH Zaenal Musthofa ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional pada 1972 tepatnya setelah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972 terbit, diteken oleh Presiden Ke-2 Republik Indonesia Soeharto.
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2022