"Setelah kami (sejumlah musisi) tampil bersama tim Aksilarasi (Aksi Selaras dan Sinergi) Mandalika Kemenparekraf di IMEX (Indonesian Music Expo), Ubud, Bali pada Maret 2022," kata musisi asal Pulau Lombok, Ary Juliyant kepada Antara saat dihubungi melalui telepon selular di Mataram, Minggu.
Ary Juliyant yang juga menjadi anggota tim kreatif Aksilarasi lokal tersebut menegaskan hal tersebut menunjukkan kesenian atau musik Lombok ternyata banyak diminati pasar World Music.
Baca juga: Kemenparekraf gali potensi musik tradisional Lombok NTB
Karena itu, kata dia, pihaknya berterima kasih kepada Franky Raden selaku pendiri IMEX, Tim Aksilarasi Kemenparekraf pusat. "Serta semua pihak yang mendukung program bagus ini," tandasnya.
Ia menyebutkan ajang IMEX di Ubud tersebut dihadiri oleh pemerhati musik, serta jurnalis musik radio dan surat kabar dunia. Sehingga musik Lombok bisa dikenal di mancanegara serta mengetahui pasar "World Music" dunia.
Seperti diketahui banyak negara mulai menyelenggarakan festival musik yang menonjolkan akan kearifan budaya lokal hingga diharapkan bisa masuk dalam World Music, Arts, and Dance (WOMAD) serta World Music Expo (WOMEX).
Baca juga: Dispar Lombok Barat gelar Festival Senggigi Jaz sambut WSBK Mandalika
Sebelumnya, musisi jazz tanah air asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Suradipa menyebutkan potensi musik jazz di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, sangat besar sekali di mana kawula muda sudah mulai menyukai jenis musik tersebut.
"Rekan musisi mulai interest terhadap musik jazz," kata pria lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dalam acara Bincang-Bincang Halaman Belakang Antara NTB, di Mataram, Minggu.
Hal tersebut, kata dia, bisa terlihat pernah adanya gelaran Senggigi Sunset Jazz Festival yang digelar di Pulau Lombok. Atau gelaran jazz di Cafe Bawah Pohon.
Baca juga: Gula gending, harmoni bunyi yang terlupa
Baca juga: Gula gending, harmoni bunyi yang terlupa
Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022