Yogyakarta (ANTARA News) - Minat dosen dan mahasiswa untuk menulis di media massa perlu ditumbuhkan agar dapat memberikan sumbangan ilmu kepada masyarakat, kata pakar ilmu komunikasi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fajar Junaedi.
"Menulis di media massa menunjukkan kompetensi seseorang terutama bagi mahasiswa dan dosen selaku kaum intelektual," katanya pada diskusi `Menulis Kreatif` di Pusat Pelatihan Bahasa (PPB) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu.
Ia mengatakan menulis di media massa berarti melogikakan ide, merasionalisasi, memaparkan tesis dan antitesis, sehingga mahasiswa dan dosen bisa ikut melakukan perubahan sosial di masyarakat. Dengan menulis di media massa, maka tulisan tersebut dapat dibaca banyak orang.
Semangat menulis di kalangan sivitas akademika baik dosen maupun mahasiswa itu, menurut dia, sebenarnya terbilang masih cukup tinggi. Di masa "cyber" seperti sekarang, mereka banyak mengunggah tulisannya ke dalam blog dan "facebook" agar dapat dibaca banyak orang.
"Hal itu memberi sinyal positif bahwa minat sivitas akademika untuk menulis, terutama menulis di media massa bisa ditumbuhkan," katanya.
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi UMY Filosa Gita Sukmono mengatakan menulis itu bukan bakat, tetapi sebuah pembelajaran. Ketika tulisan ditolak media massa, segera diperbaiki dan dikirimkan lagi.
"Untuk menghasilkan tulisan yang layak tayang di media massa, seorang penulis harus memperhatikan gaya bahasa media, ideologi media, dan model bahasa yang digunakan," katanya.
Koordinator Diskusi "Menulis Kreatif" Miftahul Arzak mengatakan kegiatan itu bertujuan membagi ilmu tentang menulis di media massa.
Menurut dia, sebagian besar mahasiswa suka menulis, tetapi belum mengetahui tips-tips menulis agar tulisannya dapat dimuat di media massa.
"Melalui kegiatan itu diharapkan ke depan tulisan yang dihasilkan dosen dan mahasiswa akan layak tayang di media massa," katanya. (B015*H010/M008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011