Jakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi berangkat ke Eropa, Rabu, untuk mengkampanyekan Islam moderat model Indonesia.
Hasyim akan menghadiri dialog lintas agama di Krakow dan Warsawa, Polandia serta di Berlin, Jerman.
Di Polandia, Hasyim yang menjadi anggota delegasi RI akan tampil sebagai pembicara dalam dialog "Managing Tolerance Respect and Understanding in the Religious Communities" yang diikuti tokoh lintas agama dari berbagai negara.
"Dalam forum ini saya menjadi anggota delegasi Indonesia, sekaligus saya diminta menjadi pembicara," ujarnya di Jakarta sebelum berangkat.
Untuk forum ini, kata Hasyim, ia telah menyiapkan makalah dengan tema "Religion and State" atau hubungan agama dan negara.
Indonesia, kata Hasyim, berpenduduk mayoritas Islam tapi bukan negara Islam, karena Islam sendiri tidak menentukan bentuk negara.
"Pancasila sebagai dasar negara itu berdasarkan ijtihad," kata Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS) itu.
Dikatakannya, Rasulullah membentuk "civil society" di Madinah kurang lebih dua tahun sebelum beliau wafat. Ketika itu, Rasulullah membuat aturan kemasyarakatan yang dikenal dengan istilah Piagam Madinah.
Dalam Piagam Madinah tersebut dibuat kesepakatan yang mengatur kehidupan masyarakatnya yang majemuk, ada Muslim, Yahudi, Nasrani, dan agama lokal (shobiin), serta berbagai suku yang tidak jelas agamanya.
Dikatakannya, bentuk negara formal Islam juga belum tentu menjamin terlaksananya syariat Islam. Hal itu dibuktikan dengan terjadinya pergolakan yang terjadi sejumlah negara Islam di Timur Tengah yang disebabkan perilaku tidak islami oleh para pemimpinnya.
"Korupsi, ketidakadilan hukum, ekonomi dan sosial terjadi di negara-negara Islam. Itu kan bukan perilaku yang islami," katanya.
Sementara di Berlin, 9-12 Oktober, Hasyim juga akan tampil sebagai narasumber dengan materi berjudul "The Role of Civil Society in Promoting Good Governance".
Menurut Presiden World Conference of Religions for Peace (WCRP) itu, dialog lintas agama tersebut merupakan upaya dunia untuk menciptakan kehidupan di dunia yang harmonis.
Sementara kehadiran delegasi Indonesia ke forum tersebut sebagai wujud komitmen Indonesia dalam menciptakan harmoni diantara peradaban sekaligus mendorong kerjasama dan jejaring masyarakat madani. (S024/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011