perannya dalam ekspor Sumut juga turun

Medan (ANTARA) - Nilai ekspor karet dan barang dari karet Sumatera Utara (Sumut) masih melemah di awal 2022 sehingga posisinya dalam menyumbang ke total ekspor provinsi itu juga turun ke peringkat ketiga.

"BPS mencatat, nilai ekspor karet dan barang dari karet pada Januari 2022 turun 11,44 persen dibandingkan periode sama 2021 sehingga perannya dalam ekspor Sumut juga turun,"ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Nurul Hasanudin di Medan, Sabtu.

Pada Januari 2022, nilai ekspor karet Sumut masih 115,300 juta dolar AS dari periode sama 2021 yang sudah mencapai 129, 063 juta dolar AS.

Penurunan nilai ekspor cenderung turun akibat volume ekspor yang turun.

"Akibat nilai ekspor karet melemah, peran atau kontribusi golongan karet dan barang dari karet itu ke total ekspor Sumut di periode sama menurun juga atau menjadi hanya 11 95 persen," katanya.

Baca juga: Gapkindo prediksi ekspor karet Sumut turun

Akibatnya, kata dia, posisi golongan barang itu menempati peringkat ketiga dari total ekspor Sumut yang di Januari sebesar 956,4111 juta dolar AS.

"Biasanya karet dan barang dari karet menempati posisi kedua terbesar dalam ekspor, namun di Januari turun ke peringkat ketiga digeser oleh golongan berbagai produk kimia," katanya.

Nilai ekspor berbagai produk kimia itu pada Januari 2002 naik 54,18 persen dibandingkan periode sama 2021 atau menjadi 132,421 juta dolar AS.

"Pada Januari, kontribusi produk kimia ke total ekspor Sumut sudah 13,85 persen atau di atas golongan karet dan barang karet yang hanya 11,95 persen,"ujar Nurul.

Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, mengakui adanya penurunan ekspor karet Sumut.

Baca juga: Nilai ekspor karet Sumut hingga Agustus 2021 naik 55,99 persen

Penurunan ekspor akibat produksi yang turun dan termasuk masih adanya gangguan pengapalan sejak adanya pandemi COVID-19.

Volume ekspor turun sejak Januari dan bahkan di Februari juga turun lagi sebesar 11,99 persen atau tinggal 28.698 ton akibat permintaan dari Rusia melemah.

"Selain pasokan kurang, permintaan juga melemah ditambah adanya perang Rusia-Ukraina," katanya.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022