Baqi hampir tak pernah sepi dikunjungi peziarah
Baqi dalam bahasa Arab sesungguhnya berarti sebuah tanah lapang. Tapi kata itu memiliki arti sendiri khususnya yang terletak di dekat Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.
Di tanah lapang itu terdapat jutaan orang meninggal yang hanya ditandai sepasang batu tanpa ada nama yang dikubur di tempat itu.
Berbeda dengan di Indonesia dimana sebuah makam terdapat snisan bertuliskan nama, tanggal lahir, tanggal wafat tapi ratusan serta ribuan makam yang ada di situ tak ada satupun identitas siapa yang dikubur di situ.
"Memang yang dikubur di sini seluruhnya tidak ada nama dalam nisannya, termasuk istri-istri nabi serta putri-putrinya," kata Ahmad Hidayat, seorang warga negara Indonesia yang bekerja sebagai tukang masak di sebuah restoran di Madinah.
Tradisi di sini juga peziarah dilarang membawa kembang atau bunga yang selanjutnya ditabur di atas makam.
Menurutnya, kuburan di sini pun banyak yang sudah tumpang tindih. Artinya bisa saja lubang yang digali, sebelumnya dalam kurun waktu sekian tahun, pernah ada yang dimakamkam di situ.
Ia yang sudah 15 tahun bekerja di Madinah, mengatakan baqi nyaris tak pernah sepi dikunjungi umat Islam dari berbagai negara baik saat musim haji, umroh atau hanya sekedar melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi.
Umumnya, katanya, umat muslim berziarah ke Baqi usai melaksanakan sholat lima waktu di Masjid Nabawi, dengan rute biasanya usai ziarah ke makam Nabi Muhammad yang berada di Nabawi terus menuju Baqi.
"Hampir tak pernah sepi Baqi dikunjungi umat muslim untuk ziarah. Apalagi di saat musim haji seperti ini selalu saja penziarah terus mengalir, bahkan pada malam hari sekalipun usai Isya," kata Ahmad yang berasal dari Madura, Jawa Timur tersebut.
Menurut sejumlah litelatur, dahulu Baqi berada di luar Madinah Al Munawwarah, di sebalh timur Masjid Nabawi, yang dikelilingi sejumlah rumah dan kebuh.
Tapi pada perkembangan selanjutnya setelah beberapa kali alami pembangunan, makam Baqi saat ini sudah menempel dengan pagar tembok Masjid Nabawi sehingga umat muslim yang akan ziarah tidak terlalu jauh dan sulit.
Akses menuju Baqi dari Masjid Nabawi pun tidak sulit. Sudah ada jalan lebar terbuat dari marmer putih kekuning-kuningan yang menghubungkan keduanya dengan jalan sedikit menanjak menjelang makam.
Di mata Nabi Muhammad makam Baqi pun mendapat perhatian khusus. Terbukti ketika Nabi dan kaum muslimin hijrah ke kota Madinah, dimulailah gerakan pembangunan kota Madinah dan Muhammad ingin mengkhususkan suatu tempat sebagai pekuburan bagi kaum muslimin.
Saat ini kondisi kuburan baqi jauh dari kesan angker atau menyeramkan bahkan jauh dari kesan itu, mengingat nyaris menyerupai hamparan padang pasir umumnya di Arab Saudi.
Makam Baqi saat ini dikelilingi pagar beton dan dibuat sejumlah jalan terbuat dari marmer dan semen untuk memudahkan jalan bagi orang yang akan menguburkan jenasah terutama di saat hujan.
Makan Baqi sendiri setelah peerluasan mencapai 174.962 meter persegi dan dikelilingi pagar dengan tinggi empat meter.
Keutamaan Baqi
Tidak heran banyak jamaah calon haji dari Indonesia dan berbagai negara "ingin" meninggal di Madinah dan dimakamkam di Baqi, karena akan dimuliakan bagi siapa saja dikuburkan di situ.
Sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar misalnya, mengatakan bahwa Rasulullah telah bersabda "Barang siapa yang mati di Kota Madinah hendaklah dia mati, sesungguhnya aku memberikan syafa`at bagi yang mati didalamnya".
Ada lagi sabda Rasulullah yang mengatakan :Barang siapa yang mati di salah satu dua kota suci (mekah dan Madinah) maka kelak dia akan dibangkitkan dalam keadaan aman pada hari Kiamat,".
Makam Baqi memang memiliki keutamaan bahkan sejumlah orang terdekat, seperti istri-istri dan putri-putri Nabi Muhammad SAW juga dimakamkam di situ.
Sejumlah istri yang dimakamkan di situ adalah Siti Aisyah, Situ Saudah serta Siti Zainab. Sedangkan putri Rasulullah SAW yang dimakamkan di situ adalah Siti Ummu Kaltsum, Siti Ruqayyag serta Siti Zainab.
Bagi peziarah yang melakukan kunjungan ke Baqi diharuskan menghiaasi etika, diantaranya mengucapkan salam kepada para penghuninya dengan doa yang telah dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Selain itu juga menjauhi ratapan atas mereka yang sudah meninggal, tidak menjadikan ziarah sekedar untuk wisata atau jalan-jalan, serta menjalankan adab yang diajarkan syariat Islam dan tidak melakukan tindakan bertentangan dengan sunnah, seperti mengusap kuburan, mengambil tanah, apalagi meminta berkah kepada yang sudh wafat.
"Sangat diharamkan bagi peziarah meminta berkah atau rejeki bagi penghuni kubur di sini. Tapi yang bisa dibolehkan adalah berdoa kepada yang telah wafat," kata Ahmad.
(A025)
Pewarta: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2011